Jumat, 16 Juni 2017

Ketika Semua berbicara

     Rupa-rupanya tantangan komunikasi produktif yang saya coba praktekkan setiap harinya membawa pengaruh besar pada anak-anak. Mereka jadi lebih leluasa mengeluarkan pendapatnya, terutama si sulung yang tampaknya mulai menempatkan emaknya ini sebagai partner curahan hati.
     Hari itu ketika waktunya perban di tangan kaka dibuka...
Aku yang dengan hati-hati membuka perban ditangan kaka, terheran-heran mendengar dia beristighfar terus. Herannya karena kaka sambil tersenyum-senyum.
" mi, ada yang khawatir sama kaka, "ucapnya malu-malu. Aku tersenyum-senyum.
" emang kenapa gitu khawatirnya, "tanyaku geli.
" ada yang bilang, can aku sedih ngeliat tangan kamu, " ucap kaka lagi malu-malu.
Huaduuh kepingin ngakak saja rasanya😂.
" wah wah kaka punya penggemar rupanya. Siapa namanya, teman sekelas yah? "tanyaku menahan geli.
" Aah mami mah suka pengen tauu.., "jawab kaka ngeles.

Si bungsu yang dari tadi ketawa ketiwi langsung nimbrung.
" Iyaaa si mami mah waktu adek sama si itu juga sampe dicari-cari orangnya, " ucapnya.

" yeee.. ade mah masih keciiil, mami wajib tau dong, "jawabku membela diri.
" kepo si mami mah yah a.. " seloroh adek lagi. Kaka cuma senyam senyum saja.

Waduuuh geli rasanya mengobrol hal yang menyangkut hati. Tapi senang karena anak-anak terbuka dan mau berbagi rasa dengan emaknya😊. Alhamdulillah kaidah 7-38-55 membawa perubahan besar pada pola berkomunikasi kami sekeluarga.


#gamelevel1
#day10
#komunikasiproduktif
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip

Tidak ada komentar:

Posting Komentar