Sabtu, 25 Februari 2017

Kembaliku

Ini aku yang dengan tak sopan mengunjungiMu. Tak kuketuk pintuMu terlebih dahulu karena memang tak pernah terkunci
Ini aku yang mencoba menyembunyikan rasa malu dari kasih sayangMu
melangkah perlahan mencari baris terdepan yang terdekat padaMu.. kurasa
karena sejatinya Kau tak pernah jauh sedetikpun dariku
aku yang menjauh...
Ini aku yang mencoba merangkai kata dalam doa
namun mengapa hanya bulir bening itu yang terucap.. aku pilu
tersuruk dalam sujudpun masih tak ada kata yang terusung
hanya bulir bening menjawab semua duka
Ini aku yang menyangkal semua pedih dengan tawa
menyingkirkan semua keluh dengan peluh
ini hanya dunia!!
aku tak ingin menangis karenanya
aku tak ingin terpuruk karenanya
kukeringkan semua duka kuhentakkan semua pedih.. aku tak ingin mengeluh
tapi.. aku hanyalah aku
lemahku hanya dihadapanMu
ini aku membawa semua riak dunia padaMu
ini aku yang tak ingin beranjak dari rumahMu
mengharap sepercik cahaya ketenangan dariMu
aku kembali...

Kamis, 23 Februari 2017

NHW#5 - Desain Pembelajaran

     Ketika mempelajari NHW#5 saya benar-benar tercenung. Betapa NHW kali ini membutuhkan penjabaran tentang seberapa jauh pemahaman saya tentang NHW-NHW sebelumnya. Tentang seberapa seriusnya saya dalam hal pelaksanaannya dalam keluarga. Betapa dituntutnya keseriusan saya dalam penguasaannya. Ini semakin menambah keyakinan bahwa setiap materi yang didapat membutuhkan keikhlasan dalam pemahaman dan pelaksanaannya. Berkeyakinan bahwa NHW#5 kali ini adalah sebagai kerangka dari proses belajar yang akan dijalankan, demikian desain pembelajaran yang saya pahami :

1.Menentukan jurusan ilmu
   Mengetahui dengan pasti jurusan ilmu yang akan dipelajari akanlah sangat membantu dalam proses menimba ilmu terkait. Sehingga tidak terjadi sembarang menyerap ilmu. Jurusan ilmu peningkatan kualitas diri merupakan jurusan yang saya ambil

2.Menetapkan indikator-indikator
  Menetapkan program pembelajaran akan sangat dibantu dengan adanya indikator yang tepat. Sehingga dapat dengan jelas program dan metode belajar seperti apa yang akan dijalani. Adapun indikator yang diperoleh adalah dari diri pribadi, dari suami dan dari anak. Semuanya menjadi modal awal penyusunan program pembelajaran.

3.Maksud dan Tujuan
   Dengan memahami maksud dan tujuan dari jurusan ilmu yang diambil, insha allah akan terhindar dari keraguan dan ketidakpastian dalam menjalani proses pembelajaran. Maksud dan tujuan yang jelas akan memperjelas dan memperkuat alasan mengapa jurusan ilmu tersebut yang ingin dijalankan. Memahami peran hakiki saya dalam keluarga menjadi modal dalam mengambil langkah-langkah untuk mencapai keluarga mandiri,

4.Metode Belajar
  Metode belajar yang diambil seperti mengikuti seminar-seminar, workshop, bergabung dengan grup-grup WA dan FB, yang berkompeten dengan jurusan ilmu yang diambil. Mengambil informasi yang berkaitan dari buku ataupun surat kabar. Tentunya dengan menyeleksi terlebih dahulu informasi yang diambil. 

5.Program Belajar
*senin-selasa: penerimaan materi
*rabu-kamis : pembahasan dan pemecahan masalah
*jumat          : penulisan jawaban-jawaban
*sabtu          : evaluasi
Setiap hari merupakan praktek dari materi yang didapat dengan berpegang pada indikator yang ada.

6.Tempat Menimba Ilmu
   Institut Ibu Profesional merupakan tempat menimba ilmu yang saya prioritaskan. Dan ada beberapa grup menulis dan bisnis tempat saya memperoleh ilmu tambahan.

7.Penilaian
   Dan pada akhirnya evaluasi dari hasil pembelajaran akan sangat dibutuhkan sebagai tolak ukur keberhasilan. Tim yang berhak menilai saya tetapkan suami dan anak-anak. Evaluasi akan dilakukan setiap satu bulan sekali.

  Desain pembelajaran yang sesuai dengan kapasitas pemahaman saya ini akan menjadi kerangka dalam menjalankan proses menimba ilmu dan pelaksanaannya.

Rabu, 15 Februari 2017

Nice Homework#4 - Mendidik Dengan Kekuatan Fitrah

      Bismillah...menerima materi 4 dari matrikulasi ini menggugah kesadaran saya akan pentingnya kualitas waktu bersama anak. Terlebih lagi karena ternyata begitu berbeda makna antara 'waktu dengan anak' dan 'waktu bersama anak'. Waktu 'dengan' anak hanyalah waktu ketika menghabiskan waktu bersama tanpa adanya jalinan emosi. Sedangkan waktu bersama anak adalah waktu ketika ada kualitas kerbersamaan seperti tukar pikiran, sharing, nasihat menasihati dan lain-lain. Seperti tertohok karena ternyata lebih banyak waktu 'dengan anak' daripada waktu 'bersama anak'.
      Di NHW#4 ini ditantang untuk dapat menemukan misi hidup yang sebenarnya yang diaplikasikan untuk mendidik anak pada khususnya dan keluarga pada umumnya. Butuh perenungan yang panjang karena ini merupakan titik awal dari kebangkitan keluarga kami.

Pembahasan :

     Di NHW#1 Saya memantapkan diri dalam jurusan ilmu meningkatkan kualitas diri. Setelah melalui perenungan yang panjang, konsep ini berkembang menjadi ilmu peningkatan kualitas diri yang pada akhirnya menjadi contoh dan inspirasi bagi anak-anak dan juga suami untuk juga dapat meningkatkan kualitas dirinya. NHW#1 ini saya revisi tidak dengan mengganti jurusan tetapi dengan melengkapi jurusan ilmu yang saya ambil.
   
     Hari-hari dalam mengaplikasikan NHW#2 memang penuh dengan lika-likunya. Begitu terasa suka dukanya, betapa segala ego dan kesibukan diri harus 'dipaksa' untuk mengalah demi konsisten terhadap poin-poinnya. Memang ada beberapa poin yang harus melewati proses sabar dalam pelaksanaannya, namun perlahan tapi pasti Saya berusaha untuk tetap konsisten melaksanakannya. Selalu ada pro dan kontra dari orang lain, bahkan aneh dan tercengang, tapi alhamdulillah sedikit demi sedikit terjadi perubahan yang signifikan. Biarpun lambat tetap hasilnya terlihat.

     Alhamdulillah Saya menyebutnya kekuatan surat cinta. Begitu banyak perubahan yang terjadi antara saya dan suami, komunikasi yang semakin terbuka dan lancarpun terjalin kini. Dari awal bergabung dengan matrikulasi ini sebenarnya Saya sedang berada di 'medan perang' yang berat. Pasca resign 'terpaksa' karena sakit membuat kondisi emosi yang labil sehingga berdampak pada keluarga pula. Tetapi karena matrikulasi ini dan NHW-NHWnya yang menyenangkan, membuat saya fokus terhadap tujuan hidup. Banyak yang tercengang karena melihat perubahan pada diri saya. Motivasi dan kekuatan yang timbul dari dalam diri saya membuat semakin fokus pada tujuan hidup, fokus untuk sehat, fokus untuk berbuat yang terbaik. Berawal dari diri sendiri, keluarga kemudian lingkungan.
      Begitu banyaknya permasalahan hidup membuat saya tersadar dengan misi hidup ini. Ternyata setelah direnungi, hari- hari yang dilalui penuh dengan memberikan motivasi pada diri sendiri dan keluarga. Betapa bersemangatnya saya setiap berbicara membangkitkan semangat orang lain. Dan betapa seringnya saya bercerita hal-hal yang memberikan inspirasi terutama kepada suami dan anak-anak. Pada akhirnya saya berkesimpulan bahwa misi hidup ini adalah untuk memberikan motivasi dan inspirasi kepada orang lain terutama keluarga. Adapun bidang yang ingin saya tekuni adalah pengembangan kualitas diri melalui bakat dan minat. Insha allah peran yang ingin saya jalani sebagai motivator dan inspirator.
      Adapun ilmu-ilmu yang dapat mendukung misi hidup tersebut adalah:

1. Ilmu Agama
    Sebagai ilmu dasar untuk menguatkan pondasi ilmu yang lain
2. Ilmu Public Speaking
    Ilmu tentang komunikasi yang efektif
3. Ilmu Manajemen Emosi
    Ilmu tentang pengendalian diri
4. Manajemen Waktu
    Tentang olah dan pengontrolan terhadap waktu
5. Manajemen Produktivitas
    Ilmu seputar peningkatan kualitas diri

     Dalam menetapkan milestone, Saya tetapkan km 0 dimulai pada hari ini pada saat ini dengan batasan waktu usia 15 pada anak. Karena anak pertama sekarang berusia 14 tahun dan anak kedua 12 tahun, berarti saya berburu dengan waktu sebelum mereka menginjak usia 15, sebelum menjadi pribadi sendiri yang mandiri. Alhamdulillah ilmu-ilmu diatas telah diaplikasikan selama hampir setahun ini. Dan ternyata dalam perjalanannya berjalan beriringan satu dengan yang lainnya. Dalam materi dan praktekpun tak bisa dipisahkan. ketika mendapat ilmu maka saya akan langsung mengaplikasikannya sesuai dengan irama kegiatan.
       Untuk lebih terperincinya saya targetkan perminggu, dalam satu minggu setiap selasa dan kamis diperuntukkan untuk ilmu agama, dan hari-hari yang lain untuk mencari atau menerima materi ilmu yang lain. Setiap sabtu dan minggu akan ada review khusus materi-materi yang didapat selama satu minggu, dan mengaplikasikannya dalam waktu 'bersama' keluarga. Diharapkan dalam satu bulan terlihat kesinambungan antara materi dan praktek. Dalam tiga bulan diharapkan anak-anak produktif sesuai minat dan bakatnya, dan suami diharapkan bisa memiliki usaha yang mandiri. Dalam satu tahun diharapkan adanya keseimbangan antara materi, praktek dan hasil yang dicapai.
      Bismillahirrahmanirrahim semoga allah memudahkan.


Selasa, 14 Februari 2017

Diary Oji - The First

Assalammualaikum diary,

Hari ini kala pertama kali aku melangkahkan kaki ke pertandingan bola yang sesungguhnya. Dag dig dug itu pasti, sedikit rasa minderpun menggelitik hatiku tatkala melihat kawan yang lain yang jam terbang tandingnya telah berjibun. Tapi aku harus tetap maju, karena ini timku.

Dari kelas dua SD aku telah berjibaku dengan benda bulat ini, bola. Aku sangat menyukainya,bahkan seringkali uang jajanku habis untuk membeli bola. Walaupun sering dimarahi karena selalu bermain bola di lapangan dalam sekolah, aku tak pernah kapok. Walau wakil kepala sekolah sering menegurpun aku tak kapok jua. Sering bola yang kutendang melenceng dan masuk ke ruang tata usaha. Dan pasti hukumannya bola langsung disita, tapi aku tak pernah berhenti untuk langsung membeli bola plastik baru. Bahkan demi keamanan aku sering sengaja mengempiskannya dan menyembunyikannya di tumpukan barang bekas di halaman belakang sekolah. Keesokan harinya, aku akan mengambilnya diam-diam dan meniupnya hingga bulat kembali. Yah karena aku cinta sepakbola.

Di sekolah sepakbola ini, bahkan pada saat waktu pemanasan sebelum pertandinganpun aku sadar benar bahwa aku banyak tertinggal dalam teknik maupun fisik. Ternyata Lima tahun di futsal tidak menjadikan aku ahli bermain bola. Tapi aku tak kecil hati, karena banyak pelatih yang membantu dan membimbingku. Memang pr latihan fisik yang harus aku pelajari sedikit banyak dari yang lainnya, tapi aku menyukainya dan bersungguh-sungguh melakukannya.

Saat ini aku berada dilapangan mini sepakbola. Hujan gerimis membasahi rerumputan dan menjadikannya medan yang berat bagi kami. Tanahnya menjadi lembek sehingga lengket di sepatu kami. Kemudian ketika kami bermain hujan berubah menjadi sangat deras, tanah semakin lembek dan lari kami menjadi terhambat tanah yang menempel di sepatu. Rasanya berat sekali melangkah dan berlari dengan tanah berkilo-kilo di kakiku. Permainan jadi sedikit kacau dan kami satu tim merasa sangat kelelahan. Tapi kami tetap bermain.

Awal pertandingan dimulai aku sempat diam mematung. Benar aku bingung apa yang harus dilakukan dan masih belum bisa membaur dengan strategi. Setelah disemangati...diteriaki pelatih tepatnya hehe...aku mulai memaksakan kaki untuk lebih lentur dan mengikuti irama permainan. Wah ternyata aku benar-benar kalah pengalaman. Tapi aku tak kecil hati karena aku punya tekad untuk bisa, kata mami kalau aku bersungguh-sungguh apapun yang tak mungkin pasti akan menjadi mungkin. Dan aku yakin akan bisa menjadi pemain bola yang dibanggakan keluarga nanti.

Yah diary, hari ini aku bertanding sesungguhnya di medan yang berat. Walaupun kalah 3-0, aku tak mengeluh, tak merasa kalah, karena pertandingan ini yang menjadi pengalaman awal yang menyenangkan bagiku. Dan kini aku dengan senang hati mengenakan jaket klub yang bertuliskan, Diklat Jabar Indonesia Muda. Diary doakan aku menjadi pemain yang tangguh yah.....

Jumat, 10 Februari 2017

Nice Homework#3

     Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillah nice homework kali ini benar-benar semakin mendekatkan saya dengan keluarga. Membangun peradaban dari pondasi yang paling dasar, keluarga, dimana saya 'dipaksa' untuk semakin memahami pasangan dan anak-anak juga untuk semakin 'sadar diri' akan segala tugas dan kewajiban pada keluarga, itu inti yang saya tangkapa dari nhw#3 ini.
     Benar-benar menantang ketika harus mengungkapkan perasaan ini kepada pasangan dalam bentuk surat cinta, setelah bertahun-tahun dengan begitu banyak dinamika dalam pernikahan kami, bukan berarti tidak ada perubahan dalam rasa dan juga penghargaan terhadap pasangan. seperti pasangan yang lain pada umumnya, pastilah ada riak-riak penilaian yang berubah pada pasangan selama dalam ikatan pernikahan. Dan menulis surat cinta ini benar-benar 'menguras' hati.
    
Pembahasan 1

Assalammualaikum suamiku...butuh berhari-hari aku merenungi perasaan ini, butuh tekad kuat mencoretkan pena ini dilembaran kosong kertas. Bukan karena aku sulit mengakui rasa ini, bukan...aku bingung harus dengan ritme kata sepert apakah kuungkapkan semuanya. Begitu dalam rasa sayang ini melebihi rasa di awal perjumpaan, berasa tiada ada alpabeth yang pantas untuk mewakilkannya.
Kau yang datang dikehidupan kami, disaat kami berjalan limbung di sahara yang gersang. sosokmu oase bagi kami. Kau kuatkan pundak untuk menanggung segala lelah hati kami, kau lebarkan tangan untuk mendekap rindu anak-anak. kau berikan kesempatan bagi mereka untuk tumbuh dengan kebijaksanaan seorang ayah. ah suamiku, kau takkan tahu betapa hati mereka selalu mencari keberadaanmu disaat bayangmu terlambat mengetuk pintu...betapa kami selalu menanti kedatanganmu..
Lelahmu takkan terbayarkan oleh apapun didunia ini, hanya doa kami yang selalu mengharap kebaikan bagimu. Betapa kau selalu mengesampingkan segala ego, selalu mengkhawatirkan kami. tawamu selalu menceriakan suasana rumah,candamu menyejukkan hati kami. seperti apakah hari-hari kami bila jauh darimu, semoga allah selalu melimpahkan kesehatan dan beribu kebaikan bagimu sayang....Kau yah kau suami dan ayah anak-anak...kau yang selalu kami rindukan setiap saat.

with all my love
your family


     Rasanya suliiit sekali mengungkapkan semuanya, betapa segala ego harus dikesampingkan ketika menuliskannya. Benar-benar perenungan rasa yang alot setelah begitu banyak ego yang bicara dalam pernikahan ini. Tapi sungguh ini menjadi titik balik bagi saya untuk mengingat kembali awal tumbuhnya cinta. juga bagi suami. Ketika membaca surat saya jujur dia sedikit kegeeran. Awalnya mengharap balasan yang lebih panjang, tapi beliau memang paling sulit mengungkapkan rasa dan jauh dari romantis. Dia tersenyum lebar, memeluk erat saya dan berkata, " istri papah yang cantik ". Waaah rasanya sudah berabad-abad tidak mendengar kalimat itu. Bahagia...terima kasih surat cinta.

Pembahasan 2 Potensi Kekuatan Diri Anak

     Alhamdulillah memiliki dua orang anak lelaki yang luar biasa. Anak-anak yang kuat dan 'dipaksa' untuk bijaksana oleh kehidupan. Si sulung yang begitu bijaksana, pandai menjaga perasaan orang dan pandai membaca situasi, sangat mengayomi dan penyayang. Hidupnya yang lebih banyak dihabiskan dengan neneknya membuat dia jadi bijaksana dalam menjaga perasaan ibunya ini. Tertanam pemahaman dalam dirinya untuk bisa bijaksana dalam menjaga perasaan kami agar adil bagi keduanya, karena dia sadar benar apabila dirinya rebutan diantara saya dan neneknya.
     Si bungsu anak yang paling santai, senang bercanda dan sangat pandai bergaul. Dibalik sifatnya yang nyeleneh, dia sangat kukuh dengan keinginan yang berhubungan dengan minatnya. Walaupun terlihat bakatnya biasa-biasa saja tapi dia sangat bersungguh-sungguh dalam mencapai cita-citanya. Dan saya berkeyakinan dia akan mencapainya. Yang berbakat tapi tidak sungguh-sungguh akan kalah oleh yang biasa tapi bersungguh-sungguh.Insha Allah.

Pembahasan 3 kekuatan potensi diri

    Sulit menuliskannya karena saya takut malah menjadi riya ,naudzubillah. Saya berani menuliskannya setelah berdiskusi dengan suami dan anak-anak, jadi ini merupakan hasil perenungan kami selama beberapa hari ini. Insha allah tempaan ujian dalam kehidupan ini menjadikan saya orang yang kuat dan tidak mudah menyerah. Ketika satu jalan terlihat terlalu banyak likunya maka saya akan mencari jalan lain yang lebih mudah. Begitu banyaknya permasalahn kehidupan 'memaksa' saya untuk selalu berpikiran positif dan memandang segala sesuatu dengan pengharapan yang positif pula. Sakit dan cobaan hidup yang mendera menjadikan saya tidak mudah jatuh, ketika terjatuhpun takkan terkapar tak berdaya. Karena saya akan kembali bangkit dan mencari jalan memperbaiki segalanya. Bukan dengan daya upaya sendiri tapi bersama allah dan keluarga. Sering ego menyeruak, mengapa selalu harus saya? Tapi setelah beberapa hari ini merenung saya berkesimpulan karena memang harus diri ini yang kuat. Menjadi motivator bagi suami, menjadi motivator bagi anak-anak. Karena sekarang saya sadar benar inilah yang allah harapkan dari saya. Untuk kuat, menjalani hidup ini dengan penuh semangat, menjadi penyemangat bagi keluarga. Dan cukup hanya allah sajalah penyemangat bagi saya. Insha Allah.

Pembahasan 4 

     Ketika kami pindah ke lingkungan yang sekarang, seiring dengan waktu semaki terlihat betapa kesadaran mereka akan arti aktif dan berkomunitas sangatlah kurang. Keluarga saya yang cenderung aktif sering kali menjadi bahan perbincangan, wah sering jalan-jalan nih...hmm, padahal saya dan anak-anak hanyalah insan yang peduli dengan kualitas pengembangan diri. Bagi kami setiap hari adalah waktu belajar, waktu mencari pengalaman. Semakin hari semakin yakin ini bukan lingkungan yang cocok bagi kami. Memang benar need a village to rise a child, lingkungan yang tidak mendukung bagi perkembangan anak rasanya harus dijauhi. Allah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyadari bahwa untuk mencari temapat tinggal yang baik itu harus melihat pula berdasar syariat agama kami. Pertama tetangga yang baik,tempat tinggal yang baik yang dekat dengan mesjid dan pendidikan dalam keluarga yang baik. Ternyata lingkungan yang tidak baik bisa menyebabkan keharmonisan dalam keluargapun terganggu. Semoga kedepannya kami mendapatkan tempat tinggal yang lebih agamis dan lebih paham dengan kegiatan keluarga kami.


     Alhamdulillah NHW#3 ini membuat kami sekeluarga semakin akrab, semakin saling mengenal satu sama lain. Semakin bisa menerima kekurangan diri dan kelebihan orang lain. Semakin sadar bahwa inilah keluarga kami.Keluarga sakinah mawadah warahmah.Insha Allah.

Jumat, 03 Februari 2017

Indonesia Muda ( SSB )

     Penting bagi para orang tua untuk dapat melihat minat anak terhadap bidang apa, selain untuk semakin mengembangkan keahlian anak juga untuk mengembangkan kebutuhan sosial sang anak pula. Ada beberapa minat yang bisa disalurkan melalui kegiatan ekstrakulikuler di sekolah, namum bisa pula untuk semakin mengasah minat tersebut diseriuskan dengan mengikuti klub-klub.
    Sudah hampir setahun kebelakang saya mencari klub sepakbola dibandung dengan niat menjembatani minat anak di bidang sepakbola. Harapan anak mendapatkan ilmu yang sesuai dengan minatnya sangatlah besar, terlebih setelah diberi opsi-opsi bidang minat yang lain ternyata niatnya kukuh pada sepakbola. Setelah tujuh tahun mengasah minatnya di futsal, rasanya sekarang saatnya untuk memfasilitasi lebih sang anak agar mendapat ilmu lebih dan berharap bisa menjadi keahlian yang produktif kelak.
      Jujur sulit mencari SSB yang sesuai dengan harapan, terlebih informasi di internet yang saya dapat kurang memuaskan. Banyak klub yang terlalu jauh tempatnya dan terlalu mahal costnya bagi dompet. Kesulitannya lagi ternyata tidak semua klub sharing keberadaannya di internet, padahal internet adalah tempat pertama yang diburu para pencari informasi. Sangat disayangkan dengan jumlah klub sepakbola yang cukup banyak di Kota Bandung ini tetapi minim informasinya di internet.
     Bersyukur karena hobi jalan-jalan untuk mencari bahan tulisan malah mempertemukan saya dan anak dengan klub sepakbola Indonesia Muda. Pertemuan yang tak disengaja, hari minggu sepulang dari gasibu kami melewati lapangang ciujung. Lapangan tersebut penuh dengan aktivitas olahraga, dan kami lihat ada beberapa SSB yang ikut meramaikannya. Penasaran, awalnya hanya sekedar ingin mencari informasi dan masih bingung dengan SSB apa yang akan dimintai informasi. Beruntung ada orangtua yang memberi informasi bahwa ada SSB IM yang sedang latihan disitu. Indonesia Muda SSB yang diakui PSSI dan sering mengikuti perlombaan-perlombaan. Piagam yang didapat dari perlombaan digunakan untuk jalur prestasi bagi anak kelas 6 yang ikut klub tersebut. Bagai mendapat durian runtuh, sungguh sangat bersemangat mendengarnya, terlebih lagi dengan iuran bulanan yang sangat ramah dompet.
     Indonesia Muda yang alamat administrasinya di jalan kanayakan bandung ini ternyata memiliki pelatih-pelatih yang sangat solid, anak tk pun dilatih dengan serius baik teknik maupun fisik. Bagi anak-anak yang usianya masih muda, latihannya di lapangan ciujung setiap hari rabu sore dan minggu pagi. Sedangkan bagi anak-anak yang besar latihan hari rabu di ciujung (tidak wajib) dan hari minggu pagi di lapangan mini arhanud dekat graha siliwangi jalan aceh. Khusus dari angkatan 2005 sampai angkatan atasnya ada program diklat selama tiga bulan.
     Dengan biaya pendaftaran sebesar 150 ribu mendapat fasilitas seragam plus kaus kakinya dan spp satu bulan. Biaya diklat diluar biaya SSB, tapi bagi yang ikut diklat tak perlu lagi membayar spp SSB selama tiga bulan kedepan. Biaya spp sebesar 50 ribu perbulan, dan ada beberapa seragam yang harus dimiliki untuk pertandingan, Tak mahal hanya sekitar 60 ribu saja. 
    Beruntung saya akhirnya bisa memfasilitasi minat anak dengan biaya yang terjangkau dan kualitas SSB yang tidak meragukan. Dengan harapan sang anak bisa masuk SMP dengan jalur prestasi, semoga. Ayo gabung di SSB Indonesia Muda ( IM ) !!


Kamis, 02 Februari 2017

Nice Homework#2

      NHW#2 kali ini benar-benar menguliti segala yang belum sempurna di diri saya, baik sebagai individu, sebagai istri, maupun sebagai ibu. Ternyata pribadi ini masih sangatlah jauh dari sempurna, masih sangatlah jauh dari kata Ibu Profesional. Apabila mengacu dari maknanya, bahwa Ibu Profesional adalah ibu kebanggaan keluarga. Begitu banyak yang masih harus diperbaiki, tetapi bukan untuk mencapai kesempurnaan, karena sempurna itu hanyalah milik allah.
        Dalam NHW kali ini saya ditantang untuk dapat melihat kekurangan diri dan ditantang untuk dapat membuat target-target untuk perbaikan diri. Dan berikut ini indikator-indikator profesionalisme saya sebagai individu, sebagai istri dan sebagai ibu.

Indikator keberhasilan sebagai individu

Saya menceklis beberapa indikator:
- membiasakan solat tahajud
- membiasakan kembali puasa senin-kamis
- tidak bangun kesiangan
- memasak makanan sehat
- penurunan berat badan
- menjauhi pikiran negatif
- insha allah selalu menambah ilmu
- mengasah keterampilan memasak dan membuat kue
- mengembangkan hobi menulis cerita dan menulis puisi kembali
- meningkatkan produktivitas diri
- berdaya guna bagi masyarakat sekitar

Dan ada target-target yang ingin saya lakukan untuk mencapai keberhasilan sebagai individu
 - tidur paling lambat jam sepuluh tiap malam
 - tidak tidur lagi setelah mematikan beker
 - olahraga teratur. Dua hari sekali jalan kaki selama setengah jam, empat kali seminggu workout selama 15 menit.
- mulai minggu depan menguatkan tekad puasa senin-kamis dan memasukkannya pada program penurunan berat badan sebagai detoksasi.
- seminggu sekali ke perpustakaan daerah. Membaca dan membuat resume buku.
- menulis hal-hal positif sebagai latihan menghindarkan pikiran negatif. Insha allah dua kali seminggu.
- berkumpul dengan teman satu komunitas bila ada acara untuk menambah wawasan,minimal satu bulan sekali.
- praktek resep masakan baru dan kue-kue, minimal satu minggu sekali.
- mengikuti seminar dan workshop minimal satu bulan sekali.
- aktif di pengajian sekitar dan di PKK. Minimal aktif di pos yandu.

Dalam satu minggu akan ada pemeriksaan kemajuan, menceklis hal-hal yang belum dipraktekan. satu bulan sekali survey kemajuan yang telah diperoleh.

Indikator Profesionalisme Sebagai Istri

Ketika menyodorkan pertanyaan suami bersemangat menjawab hehe..rupanya masih banyak yang perlu diperbaiki oleh saya.

- menyiapkan kopi. Terkadang lupa karena sibuk menyiapkan bahan dagangan.
- menyiapkan sarapan. Terkadang seadanya karena ada kegiatan diluar rumah.
- memasak dengan bahan yang ada dulu. sering sekali masih ada bahan yang bisa diolah di kulkas saya malah belanja sayuran lain, karena passionnya memasak menu yang lain.
- inginnya istri lebih banyak tersenyum, tertawa dan bernyanyi. Saya terlalu sibuk ini itu sampai jarang bersantai.
- inginnya jangan sibuk sibuk sendiri
- jangan terlalu sering mengkhawatirkan sesuatu
- diusahakan jangan terlalu banyak kegiatan diluar rumah yang waktunya lama
- jangan terlalu banyak bicara yang tidak perlu. Ini tantangan karena saya senang bicara banyak hal.
- menemani menonton tv terutama sewaktu nonton angling darma. Ini tantannga karena saya tidak begitu merespon baik serial tersebut.

Melihat begitu banyak indikatornya, Saya mentargetkan beberapa hal dalam perbaikannya

1. mengutamakan pelayanan terhadap suami ( menyiapkan kopi, sarapan, mengambilkan air sepulang kerja, memijar bila diminta, menemani menonton tv)
2. Berhemat dalam pengolahan bahan makanan
   - membiasakan menghabiskan bahan olahan yang ada di kulkas dahulu
   - tidak terlalu sering belanja ke pasar atau swalayan. cukuo 2 atau 3 kali seminggu.
3. Mengurangi kegiatan diluar rumah yang waktunya lama (diusahakan 4 kali seminggu)
4. Belajar mengajak ngobrol serius dengan suami di waktu tertentu saja. Sewaktu sarapan pagi dan sebelum tidur.
5. Belajar mengontrol emosi
   - tidak bawel pada saat pagi hari
   - tidak cemberut saat pekerjaan rumah tidak beres-beres.
   - tidak stres pada saat akhir bulan

Setiap akhir pekan insha allah akan ada evaluasi hasil perkembangan selama seminggu. Dan dalam waktu satu bulan diberikan penilaian oleh suami apakah ada perubahan ataukah stagnan.

Indikator Profesionalisme Sebagai Ibu

Ini sesuatu yang seru dan menggelikan, karena anak-anak sulit sekali dimintai pendapat malah bilang..apaan ih ribet ah! hehe..setelah perjuangan yang alot akhirnya ada poin-poin yang dituliskan juga.

- ibu jangan cerewet di waktu pagi hari.
- jangan marah kalau ada PR atau tugas yang lupa dikerjakan
- jangan pelit kuota
- ada dirumah sewaktu pulang sekolah
- menyiapkan makanan selera anak yang kekinian
- membantu mencari jawaban PR yang sulit
- jangan bilang enggak ada uang saja kalau kaka sama ade mau jalan-jalan
- mendukung minat dan bakat

Dan berikut target perbaikan yang ingin dicapai

1. manajemen emosi
2. bertanya setiap pulang sekolah apa ada PR atau tugas
3. memberi kesempatan membuka internet setengah jam setiap hari
4. membatasi jam keluar rumah, paling lambat jam dua sudah dirumah. memang sudah dibiasakan sejak awal dan berarti sekarang tanpa pengecualian.
5. banyak belajar resep baru terutama camilan untuk anak-anak
6. menemani anak belajar setengah jam setiap hari
7. mengajak anak menyisihkan uang jajannya untu ditabung, minimal dua ribu sehari.
8. memfasilitasi minat dan bakat anak. Memang sudah berjalan dari awal, ade seminggu tiga kali latihan di klub sepakbola. Kaka seminggu sekali berlatih panahan. Sekarang harus mulai diseriuskan untuk mengikuti perlombaan-perlombaan

Di setiap akhir pekan akan ada penilaian adakah komitmen yang dilanggar dan setiap akhir bulan ada penilaian kemajuan dari setiap poin. Dalam tiga bulan diharapkan ada kesinambungan antara materi dan praktek. Sehingga dalam setahun bisa tercapai hasil yang diharapkan.

     Alhamdulillah semoga indikator-indikator profesionalisme diatas bisa menjadi acuan untuk perbaikan diri baik sebagai individu, istri maupun ibu. Dan sekali lagi bukan untuk mencapai kesempurnaan, karena sempurna itu hanyalah milik Allah semata.