Jumat, 10 Februari 2017

Nice Homework#3

     Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillah nice homework kali ini benar-benar semakin mendekatkan saya dengan keluarga. Membangun peradaban dari pondasi yang paling dasar, keluarga, dimana saya 'dipaksa' untuk semakin memahami pasangan dan anak-anak juga untuk semakin 'sadar diri' akan segala tugas dan kewajiban pada keluarga, itu inti yang saya tangkapa dari nhw#3 ini.
     Benar-benar menantang ketika harus mengungkapkan perasaan ini kepada pasangan dalam bentuk surat cinta, setelah bertahun-tahun dengan begitu banyak dinamika dalam pernikahan kami, bukan berarti tidak ada perubahan dalam rasa dan juga penghargaan terhadap pasangan. seperti pasangan yang lain pada umumnya, pastilah ada riak-riak penilaian yang berubah pada pasangan selama dalam ikatan pernikahan. Dan menulis surat cinta ini benar-benar 'menguras' hati.
    
Pembahasan 1

Assalammualaikum suamiku...butuh berhari-hari aku merenungi perasaan ini, butuh tekad kuat mencoretkan pena ini dilembaran kosong kertas. Bukan karena aku sulit mengakui rasa ini, bukan...aku bingung harus dengan ritme kata sepert apakah kuungkapkan semuanya. Begitu dalam rasa sayang ini melebihi rasa di awal perjumpaan, berasa tiada ada alpabeth yang pantas untuk mewakilkannya.
Kau yang datang dikehidupan kami, disaat kami berjalan limbung di sahara yang gersang. sosokmu oase bagi kami. Kau kuatkan pundak untuk menanggung segala lelah hati kami, kau lebarkan tangan untuk mendekap rindu anak-anak. kau berikan kesempatan bagi mereka untuk tumbuh dengan kebijaksanaan seorang ayah. ah suamiku, kau takkan tahu betapa hati mereka selalu mencari keberadaanmu disaat bayangmu terlambat mengetuk pintu...betapa kami selalu menanti kedatanganmu..
Lelahmu takkan terbayarkan oleh apapun didunia ini, hanya doa kami yang selalu mengharap kebaikan bagimu. Betapa kau selalu mengesampingkan segala ego, selalu mengkhawatirkan kami. tawamu selalu menceriakan suasana rumah,candamu menyejukkan hati kami. seperti apakah hari-hari kami bila jauh darimu, semoga allah selalu melimpahkan kesehatan dan beribu kebaikan bagimu sayang....Kau yah kau suami dan ayah anak-anak...kau yang selalu kami rindukan setiap saat.

with all my love
your family


     Rasanya suliiit sekali mengungkapkan semuanya, betapa segala ego harus dikesampingkan ketika menuliskannya. Benar-benar perenungan rasa yang alot setelah begitu banyak ego yang bicara dalam pernikahan ini. Tapi sungguh ini menjadi titik balik bagi saya untuk mengingat kembali awal tumbuhnya cinta. juga bagi suami. Ketika membaca surat saya jujur dia sedikit kegeeran. Awalnya mengharap balasan yang lebih panjang, tapi beliau memang paling sulit mengungkapkan rasa dan jauh dari romantis. Dia tersenyum lebar, memeluk erat saya dan berkata, " istri papah yang cantik ". Waaah rasanya sudah berabad-abad tidak mendengar kalimat itu. Bahagia...terima kasih surat cinta.

Pembahasan 2 Potensi Kekuatan Diri Anak

     Alhamdulillah memiliki dua orang anak lelaki yang luar biasa. Anak-anak yang kuat dan 'dipaksa' untuk bijaksana oleh kehidupan. Si sulung yang begitu bijaksana, pandai menjaga perasaan orang dan pandai membaca situasi, sangat mengayomi dan penyayang. Hidupnya yang lebih banyak dihabiskan dengan neneknya membuat dia jadi bijaksana dalam menjaga perasaan ibunya ini. Tertanam pemahaman dalam dirinya untuk bisa bijaksana dalam menjaga perasaan kami agar adil bagi keduanya, karena dia sadar benar apabila dirinya rebutan diantara saya dan neneknya.
     Si bungsu anak yang paling santai, senang bercanda dan sangat pandai bergaul. Dibalik sifatnya yang nyeleneh, dia sangat kukuh dengan keinginan yang berhubungan dengan minatnya. Walaupun terlihat bakatnya biasa-biasa saja tapi dia sangat bersungguh-sungguh dalam mencapai cita-citanya. Dan saya berkeyakinan dia akan mencapainya. Yang berbakat tapi tidak sungguh-sungguh akan kalah oleh yang biasa tapi bersungguh-sungguh.Insha Allah.

Pembahasan 3 kekuatan potensi diri

    Sulit menuliskannya karena saya takut malah menjadi riya ,naudzubillah. Saya berani menuliskannya setelah berdiskusi dengan suami dan anak-anak, jadi ini merupakan hasil perenungan kami selama beberapa hari ini. Insha allah tempaan ujian dalam kehidupan ini menjadikan saya orang yang kuat dan tidak mudah menyerah. Ketika satu jalan terlihat terlalu banyak likunya maka saya akan mencari jalan lain yang lebih mudah. Begitu banyaknya permasalahn kehidupan 'memaksa' saya untuk selalu berpikiran positif dan memandang segala sesuatu dengan pengharapan yang positif pula. Sakit dan cobaan hidup yang mendera menjadikan saya tidak mudah jatuh, ketika terjatuhpun takkan terkapar tak berdaya. Karena saya akan kembali bangkit dan mencari jalan memperbaiki segalanya. Bukan dengan daya upaya sendiri tapi bersama allah dan keluarga. Sering ego menyeruak, mengapa selalu harus saya? Tapi setelah beberapa hari ini merenung saya berkesimpulan karena memang harus diri ini yang kuat. Menjadi motivator bagi suami, menjadi motivator bagi anak-anak. Karena sekarang saya sadar benar inilah yang allah harapkan dari saya. Untuk kuat, menjalani hidup ini dengan penuh semangat, menjadi penyemangat bagi keluarga. Dan cukup hanya allah sajalah penyemangat bagi saya. Insha Allah.

Pembahasan 4 

     Ketika kami pindah ke lingkungan yang sekarang, seiring dengan waktu semaki terlihat betapa kesadaran mereka akan arti aktif dan berkomunitas sangatlah kurang. Keluarga saya yang cenderung aktif sering kali menjadi bahan perbincangan, wah sering jalan-jalan nih...hmm, padahal saya dan anak-anak hanyalah insan yang peduli dengan kualitas pengembangan diri. Bagi kami setiap hari adalah waktu belajar, waktu mencari pengalaman. Semakin hari semakin yakin ini bukan lingkungan yang cocok bagi kami. Memang benar need a village to rise a child, lingkungan yang tidak mendukung bagi perkembangan anak rasanya harus dijauhi. Allah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyadari bahwa untuk mencari temapat tinggal yang baik itu harus melihat pula berdasar syariat agama kami. Pertama tetangga yang baik,tempat tinggal yang baik yang dekat dengan mesjid dan pendidikan dalam keluarga yang baik. Ternyata lingkungan yang tidak baik bisa menyebabkan keharmonisan dalam keluargapun terganggu. Semoga kedepannya kami mendapatkan tempat tinggal yang lebih agamis dan lebih paham dengan kegiatan keluarga kami.


     Alhamdulillah NHW#3 ini membuat kami sekeluarga semakin akrab, semakin saling mengenal satu sama lain. Semakin bisa menerima kekurangan diri dan kelebihan orang lain. Semakin sadar bahwa inilah keluarga kami.Keluarga sakinah mawadah warahmah.Insha Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar