Rabu, 10 Agustus 2016

Kulwap bareng Monica Angen

       Baru saja bergabung di grup WA ODOP sudah langsung menerima berita baik, jumat 5 Agustus akan ada kulwap bersama mbak Monica Angen yang katanya seorang penulis. Jujur semangat langsung terpompa tapi dibarengi tanda tanya who is she? pertanyaan ini semakin meyakinkan jikalau saya ini termasuk kedalam orang Indonesia yang hanya membaca satu buku setahun ( aduh ). Penasaran saya membaca salah satu referensi tentang beliau yang disodorkan admin grup, ternyata saya jatuh hati dengan tulisannya tentang administrasi rapi bagi penulis dan bermaksud menelaah lebih lanjut tentang ini. 

Resume Kulwap jumat 5 Agustus bareng Mbak Monica

#pertanyaan 1 Yola-Bandung

Mbak Monica saya sangat tertarik dengan tulisan pentingnya administrasi rapi bagi penulis. Sangat terasa oleh saya kesulitan mencari hasil-hasil tulisan saya karena seringnya menulis di selembaran kertas di sela-sela waktu sekolah ataupun kerja mbak..terutama hasil translate seringkali acak-acakan sehingga ketika hendak membacanya kembali saya kesulitan mencarinya. Menurut hemat mbak apakah saya harus meninggalkan kebiasaan menulis di selembaran kertas dan mulai menuliskannya secara rapi dan serius di file komputer ataupun note hape? Sedangkan saya sangat sempit waktu melakukannya.Adakah trik tertentu menyiasatinya?

#2

Dalam penyusunan file saya lihat mbak melakukannya perpenerbit. Apakah perlu bila menyusunnya pertema pula mba? Terutama hasil translate ada yang untuk anak ada juga yang untuk dewasa...mohon pencerahannya mbak, terima kasih.


Jawaban:
1. Jangan ditinggalkan. Menulis dengan tangan sebenarnya jauh lebih baik daripada menulis langsung di laptop. Untuk menyiasatinya, gunakan kertas looses life. Nanti kertas-kertas yang sudah terisi bisa disimpen di binder berdasarkan kategori-kategori yang sudah yola tentukan.

2. Boleh per penerbit dan boleh sekaligus pertema jika tidak terlalu merepotkan. Intinya sih senyamannya kita.

#pertanyaan 2 Marina Yudhitia Permata-Bandung

Mbak Monica Angen kan sudah punya banyak karya baik fiksi maupun nonfiksi. Menurut Mbak apakah seorang penulis yang baik harus menguasai keduanya? Bagaimana khususnya untuk penulis pemula yang baru belajar, apa sebaiknya memfokuskan salah satu jenis dulu atau boleh coba-coba semuanya sekaligus?

Jawaban:
Mbak Marina, tidak ada penulis yang bagus atau jelek.Namanya manusia pasti ada kelebihan dan kekurangan. Nah, artinya ya tidak ada keharusan kita menguasai fiksi dan nonfiksi. Senyamnannya kita dan mana yang membuat kita enjoy saat menuliskannya. Untuk pemula, coba keduanya dulu. Rasakan mana yang paling terasa menyenangkan saat dikerjakan. Nanti setelah menguasai salah satunya, boleh lanjut untuk mempelajari berikutnya.

#pertanyaan 3 Lendy Kurnia-Bandung

Saya sering lihat Mbak monik menceritakan kegiatan Mba Monic selain menulis sebagai mee time.Misalnya menonton drama korea.
1.Apakah itu hanya mengisi leisure time atau memang dijadikan sarana untuk mencari ide?
2.Adakah tulisan mba monic yang terinspirasi dari drama korea yang mba monic tonton?heehhe..mengingat saya juga Kdrama addict
3.Ada rekomendasi drama korea yang "mba monic" banget ga?

Jawaban:
1.Nonton drama korea jadi salah satu sarana mencari ide Mbak Lendy.
2.Ada. 2 novel saja yang bergenre korea ada yang ambil ide awalnya dari k-drama,tapi alur, plot, dan sebagainya saya kembangkan sendiri.
3.Yang aku banget enggak ada. Tapi yang aku suka banyak hahaha...sekarang aku lagi nonton W.Doctors and unstopable ponds.

#pertanyaan Nita-Bandung

1.Saya lihat bukunya banyak terisnpirasi dari sherlock holmes?  Apa penggemar sherlock holmes seperti sayakah? Dan kok kepikiran membuatnya
2. Dan rata-rata judul novelnya angka 9?  pertanyaan yang membuat saya penasaran
3. Selama menulis pernahkah mengalami mood yang males banget buat menulis padahal sudah banyak ide dan cara mengatasinya mba monic bagaimana?

Jawaban:
1. Penggemar sherlock tapi bukan penggemar fanatik. Ide untuk sherlock ini terpikir saat lagi brainstorming sama editorku
2. Bukan novel ya,  tapi buku nonfiksi yang menggunakan angka 99. Ini penerbit yang menentukan
3. Pernah dan cukup sering. Aku ini tipe orang dengan mood swing yang lumayan parah. Cara mengatasinya: denger lagu, pikirkan buku yang bakal selesai dan dipajang di toko buku, kerja diluar. Intinya:malasnya harus dikalahkan

#Pertanyaan Monika Puri Oktora-Belanda

Mbak Monic kan menyarankan kalau mau membuat buku kita harus membuat outlinenya dulu sebagai pegangan.  saat menuliskan bab-bab berdasarkan outline bisakah ditengah jalan berubah jalan ceritanya?  karena tiba-tiba terpikir ide yang lebih menarik

Jawaban:
Iya. Sebaiknya membuat outline agar proses penulisan tidak melebar kemana-mana. kalo ditengah jalan muncul ide baru. tulis dikertas, memo, atau folder lain dulu. Nanti setelah kita selesai dengan naskah pertama, baru ide-ide baru tersebut diolah. oh ya, coba buat bank ide kalo memang sering muncul ide ditengah jalan. mengenai bank ide sudah saya ulas dibuku outline

#7 Pertanyaan Wini Nirmala-Bandung

1. Adakah tips menulis dalam bahasa inggris dengan percaya diri? sementara sehari-harinya jarang sekali menggunakan bahasa inggris.
2. Pernahkah merasa terjebak dalam brainstorming/mind map sendiri. Maksudnya baper gitu

Jawaban:
1. Jika tidak yakin menulis dalam bahasa inggris, sebaiknya hindari.
2. Pernah. Atasi dengan ajak teman yang dipercaya untuk diskusi.

#Pertanyaan Mesa-Bandung

Beberapa karya nonfiksi mba adalah cara, langkah dan tips praktis untuk mencapai suatu tujuan, sehingga pembaca merasa isinya aplikatif namun tetap sarat makna. Bagaimana proses mba menuliskannya? Bagaimana mengubah teori/konsep yang ada kebanyakan ke bahasa praktis?  Apakah kesemuanya merupakan pengalaman yang sudah mba lalui,  sehingga dapat secara luwes memadukan teori dengan praktik menjadi poin-poin yang mudah dicerna?

Jawaban:
Aku mencoba menuliskan proses yang sudah aku lalui dengan tujuan berbagi. Nah dalam proses penulisannya, aku coba memadukan sedikit teori dengan pengalaman yang sudah aku lalui ditambah data/referensi pendukung. Cara menuliskannya, buat seakan kita sedang berbicara dengan seseorang.

#8 Pertanyaan Shanty-Bandung

Maaf kalau pertanyaannya borongan.
Buku-buku Monica itu kalau kata saya bikin ketagihan. karena isinya padat dan mudah dicerna dengan info grafis yang menarik.
-ide buat buku banyak grafis itu dari penerbit atau dari pengarangnya?
-bagaimana prakteknya kerjasama penulis buku dengan ilustrator? Apa sudah ada gambaran kasarnya dulu dan tinggal digambar dengan software oleh si designer. atau cukup ngasih materi tertulis dan ide grafis murni dari designer. Saya pengen tau khususnya untuk buku-buku seperti Enggak Usak Kebanyakan Teori deh, atau buku 9 langkah cepat.
-kalau manulis buku apa Monic menulis satu buku selesai dulu sampai tuntas, baru pindah ke buku yang lain? atau sesuai kondisi hati dan deadline penerbit misalnya?
-biasanya satu buku selesai ditulis dari persiapan menulis sampai publish itu berapa lama? pengen tahu khususnya untuk buku-buku bestseller.

Jawaban:

1.Ide buku dengan infografis,saya yang usul,editor nanggapi,lalu kita diskusi bagaimana baiknya.
2.Saya tidak langsung berhubungan dengan ilustrator karena ada editor yang jadi penghubung.Saya hanya menuliskan desain atau tampilan apa yang saya inginkan dengan kalimat atau kata-kata.Sisanya,ilustrator mengembangkan imajinasinya sendiri.Menurut saya,alangkah baiknya masing-masing orang boleh berkreasi sesuka hati demi hasil yang lebih baik.
3.Satu persatu.Kalo pikirannya bercabang ke banyak naskah,hasil tidak akan maksimal.
4.Tidak sama untuk setiap buku.Ada yang dalam waktu 1 bulan setelah saya mengirimkan naskah ke penerbit.Ada yang sampai 6 bulan.Malah novel trilogi saya di BIP ini sudah hampir satu tahun prosesnya belum rampung karena harus revisi editing berkali-kali.

#9 Pertanyaan Afina-Bandung

Halo Mba Monic yang keren.
Karena pertanyaan teman-teman udah tentang menulis semua,saya mau nanya satu satu aja.Saya suka penasaran sama orang-orang hebat,jadwal kesehariannya gimana,karena pasti ada sesuatu yang lebih yang kita gak tahu.Boleh dibocorin sedikit buat kita-kita.Intinya,gimana sih jadwal keseharian Mba Monic dari bangun sampai tidur lagi?

Jawaban:

Saya tidak punya jadwal harian.Karena seperti yang saya bilang,mood swing saya lumayan parah.Saya hanya punya agenda untuk mencatat tanggal deadline proyek atau naskah yang harus selesai. Saya normalnya menulis 6 jam dan dibagi menjadi 3 bagian.Tapi karena saya sudah fulltime di bidang ini,kadang saya bisa menulis sampai 12 jam (terutama kalo udah mepet deadline..hehe).
Pekerjaan rumah tangga, saya bagi tugas sama suami.Intinya pekerjaan lain selain nulis yang bisa didelegasikan,akan saya delegasikan.Contoh: cuci baju kalo bisa laundry seminggu sekali akan menghemat waktu banyak dan ini bisa digunakan untuk nulis.
Acara ngerumpi dengan teman pakai jadwal janjian....hehehe.Diluar itu sebaiknya waktu dimanfaatkan buat baca,nonton,jalan-jalan, atau nulis. Yah,semacam itulah tidak ada jadwal khusus.


      Alhamdulillah kulwap dengan Mba Monic memberikan banyak pencerahan menulis. Bagaimana seorang penulis harus memiliki tekad yang kuat untuk menulis dan harus bisa mengalahkan rasa malas yang pastinya menghantui. Menulispun tidak asal-asalan, sekiranya ada workshop ataupun kelas menulis jangan segan-segan untuk mengikutinya karena teoripun dibutuhkan untuk menghasilkan tulisan yang berkualitas. Yang terpenting sediakan selalu waktu khusus untuk menulis, jangan jadikan kesibukan kita sebagai alasan untuk tidak menulis. Berlatih dan berlatih terus setiap hari pastinya akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Jadi pembelajaran buat saya Mbak Monic, tidak ada alasan untuk saya menyalahkan waktu yang sempit untuk menulis. Setidaknya saya tidak akan meninggalkan kebiasaan menulis dilembar-lembar kertas kosong disela waktu bekerja saya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar