Minggu, 18 Februari 2018

Surat Untukmu-My Kenshin (1)

Assalamualaikum,



Apa kabarmu hari ini? Kabar baikkah ... adakah lagi peristiwa yang akan membuatku merasa berada di pulau terasing? Yah, itu sindiran untukmu. Menyudutkanku dalam kungkungan perasaan ini.

Kau tahu? Berbagai tema drama memilukan--terlintas begitu saja di otak. Sedangkan kau disana asik dengan dirimu sendiri. Diam--menghilang--mungkin caramu mengejek keangkuhanku. Ya, memang benar aku labeli hati dengan penolakan akan kebenaran. Kebenaran bahwa ku tak bisa tanpamu. Dan kau melakukannya dengan piawai.

Takut kehilangan--mengabrasi hatiku. Menjalar ke pusat otak, menghancurkan nalarku. Jatuh cinta sungguh membuat manusia mempertanyakan akal sehat. Bahkan takut kenyataan akan tanpamu--menghinoptis semangatku.

Dan aku begitu pongah menyatakan bisa tanpamu. Di kenyataannya argumenmu yang benar. Disaatnya nanti telah kumaktubkan di hati--akan tunjukkan semua ini pada dunia. Aku yang selalu merasa bisa sendiri, kalah oleh kenyataan akan dirimu.

Berhari kucoba hilangkan, tapi malah semakin mencekik. Rindu yang mencabik hati. Oh, betapa kuingin berteriak di gendangmu ketika kau bunyikan notif itu. Seandainya caci maki diakui di EBI, ingin kumuntahkan semua kesal itu. Dan kau--tengah bahagia. Dirimu dan kebebasan. Aku melihat diriku didirimu. Itulah mengapa ku mencintaimu. Bebas--kebebasan yang juga ada didiriku.

Kembali ku tak bisa tumpahkan gelombang kesal itu. Aku--ternyata--terlalu menyayangimu. Dan aku pahami dirimu. Aku bahagia untukmu. Aku menanti demi dirimu. Aku ... ah, entahlah--lenyap semua kesal itu dengan hadirmu--lagi.

Yah, hari ini hanya ingin kusapa dirimu. Bahagia menyadari kebahagiaanmu. Kau tengah berlayar di sebuah kapal. Dengan kawan seperjalanan yang baru. Dengan tujuan yang baru. Aku bahagia untukmu.

Semoga sehat selalu


190218
Nikita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar