Senin, 31 Desember 2018

BABAKAN SILIWANGI FOREST WALK


               Liburan kali ini tidak seperti liburan yang sudah-sudah. Selain musim hujan yang sedang deras-derasnya, bencana tsunami di Banten kemaren sempat membuat saya terkejut. Memang benar rencana Tuhan siapa yang dapat memprediksikan? Dalam rangka menghormati korban bencana  tsunami, akhirnya saya memutuskan untuk lebih banyak menghabiskan waktu berlibur di rumah. Tapi bukan berarti tidak menikmati nuansa liburan, kasihan anak-anak kalau selama dua minggu hanya berdiam diri saja. Lagipula di dalam kota pun banyak destinasi yang bisa dinikmati tanpa perlu  jauh-jauh keluar kota.

Sabtu, 08 Desember 2018

Hujan Dalam Kenangan


Rincik langit tumpah basahi trotoar
Bulirannya menjelma bayang serupa tampias di tepi kain
Melompatlompat ukirkan pendar genangan dalam setiap jejak jalanan
Meracik angin yang terabasi tubuhnya; bergumul riuh layaknya hujan rimba
Air—angin bergelung membungkus tubuh dalam gigil penuh dingin;
Dan aku tetap dalam sebuah tanya tentang cinta yang terjeda jarak

 “Hujan Sore”, karya Yola Widya
Bandung, 081218

            Setelah membaca syair di atas pasti bertanya-tanya, “Kenapa ada kata ulang yang tidak memakai tanda hubung?” jawabannya simpel saja, karena tanda baca tidak mutlak dalam puisi. Itu yang saya dapat dari hasil mengembara di antara penyair. Jangan lupa, puisi diberi judul dan nama penyairnya. Titimangsa juga jangan sampai tertinggal. Titimangsa berisi tempat dan tanggal pembuatan.

Senin, 26 November 2018

Wanita Mandiri dan Telur Asin


Teringat ketika pertama kali saya menyandang sebutan single parent, waktu itu benar-benar berada dalam kondisi yang membutuhkan sokongan emosi. Mendadak hidup tanpa pendamping dan tersadar harus bisa hidup sendiri, membuat saya terguncang dan ketakutan. Terlebih karena harus tetap melanjutkan kehidupan sedangkan selama ini sama sekali belum pernah belajar mencari uang sendiri. Jadilah selama beberapa bulan saya hidup dalam kekalutan dan tidak tahu harus berbuat apa. Seandainya sebelumnya saya tidak mengandalkan pasangan untuk mencari uang, pastinya kebingungan itu tak perlu terjadi.

            Akhirnya karena nol pengalaman dan juga modal, yang bisa saya lakukan hanya mencoba peruntungan dengan melamar pekerjaan. Hal yang berat juga karena tetap saja melamar pekerjaan itu butuh biaya yang tidak sedikit. Setelah berbulan-bulan penantian dan hampir putus asa, akhirnya ada kesempatan bagi saya untuk berkarir. Setelah mendapat pekerjaan, jadi terpikirkan untuk tidak terlalu mengandalkan pasangan lagi sekiranya nanti berkesempatan berumah tangga kembali. Dan dari pengalaman saya berkesimpulan kalau wanita itu memang harus belajar mandiri, wanita jangan terlalu mengandalkan pasangan. Dan banyak hal yang bisa dilakukan dari rumah tanpa harus meninggalkan keluarga demi mencari rupiah.

Sabtu, 24 November 2018

Katineung dan Cililin


     Benar-benar memalukan sebagai orang Bandung kalau tidak tahu tentang Cililin, dan saya tidak malu mengakui kalau termasuk di dalamnya. Yah, berpuluh tahun menghabiskan waktu di ibukota Provinsi Jawa Barat ini ternyata tidak menjadikan saya lebih paham batas-batas wilayahnya, bahkan baru kemarin menginjak Cililin. 

Memalukan? Absolutely! Tapi tunggu dulu ... hal itu tidak membuat saya minder, malah langsung ambil ponsel dan ketik di Mbah Google tentang daerah ini. Dan hasilnya? Wow ... saya sampai bertanya pada diri sendiri, kamana wae atuh, Neng?

            
        Cililin sendiri sebuah kota kecamatan yang terletak di Bandung Barat, sekitar 40 km dari Bandung. Ini menjelaskan kenapa kemarin dalam perjalanan terlihat bukit kapur. Saya sempat heran dan takut nyasar waktu tiba-tiba bukit kapur itu tampak, kenapa kayak di Padalarang ini mah? Terus terang itu yang terlintas di pikiran. Eh, ternyata selidik punya selidik Cililin itu berada di Bandung Barat ... ya, pastilah ada batu kapur, kalau di Padalarang mah dikenal dengan sebutan Tagog Apu

    Dan  sepanjang perjalanan saya dibuat terheran-heran dengan banyaknya tempat wisata yang bisa dikunjungi di daerah ini, diantaranya Curug Malela, niagaranya Jawa Barat, dan masih banyak curug-curug yang lain. Oh, iya, ada restoran terapung juga yang jaraknya sekitar satu kilo dari alun-alun Cililin. Ini benar-benar pukulan buat saya yang senang halan-halan, ternyata daerah ini menyimpan harta karun yang belum pernah terekspos di blog saya.