Senin, 25 Februari 2019

Angka 40 dan Lutut

Bahagia kalau lutut bisa sekuat ini


        Ugh! nyeri rasanya ketika tulang lutut menopang badan yang naik ke atas bus. Padahal saya selalu berusaha mengurangi beban lutut dengan mengangkat badan dan bertumpu pada kedua lengan. Pernah  mengalami hal serupa tidak? Jujur, momen naik ke bus jadi salah satu biang keladi stres saya. Memang dilema setiap naik bus yang tangga otomatnya rusak. Bahkan tidak disangkal lagi kalau saya jadi sering menyalahkan pelayanan bus yang buruk. Padahal bisa saja mereka belum sempat mereparasi tangga otomat yang rusak itu.

           Walau begitu, demi pelayanan optimal pada penumpang tidak ada salahnya pihak penyedia transportasi  bus mengecek kondisi kendaraan secara berkala. Saya yakin tangga otomat ini sangat penting bagi beberapa golongan penumpang (termasuk saya). Bisa dibayangkan tidak seorang nenek yang mencoba naik bus tanpa tangga ini? Atau (maaf) yang kebetulan kakinya cacat? Duh, saya saja yang kebetulan setengah manula (eh?) dan lutut setengah sehat-kewalahan naik bus tanpa tangga itu.  



            Sebenarnya keberadaan tangga otomat wajib hukumnya  sebagai salah satu bagian dari badan bus. Para manula, ibu hamil, dan anak-anak sangat terbantu dengan keberadaannya. lagipula sangat berbahaya bila turun dari bus tanpa alat tersebut. Bisa-bisa penumpang turun setengah meloncat. Apalagi bus sering tidak berhenti total ketika menurunkan penumpang (buru-buru jalan lagi). Saya sendiri pernah mengalaminya, dan lutut menerima beban yang bertambah  berat  ketika turun tanpa tangga itu.

      Lutut adalah bagian penting dari tubuh kita yang harus dijaga kesehatannya. Persendian tulang lutut bisa cepat rapuh bila tidak dijaga.  Sebagai penopang badan, sudah sepantasnya lutut menerima perhatian lebih. Dan saya  sadar diri untuk tidak menyalahkan orang lain atas rasa sakit yang diderita bagian tubuh ini. Apakah mungkin usia yang mulai 40 sebagai salah satu pemicu rasa  sakit di lutut juga? Saya pikir selain sering turun naik bus, ada faktor "U" yang mempengaruhi kondisi tulang lutut saya.


                     Ada Apa Di Usia 40?

        Yuk, saling berbagi pengalaman ketika berada di masa emas ini! Saya tidak ingin menyatakan telah memasuki fase riskan dalam hal fisik dan psikis ini, tapi cenderung untuk menyebutnya "masa emas". Sebisa mungkin saya memotivasi diri sendiri dan juga orang lain yang sama-sama di usia ini. Saya sadar di usia ini banyak perubahan yang terjadi. Dan yang menyakitkan itu kesadaran sudah tidak muda lagi. Hal yang membuat saya sadar  berada  di kondisi tubuh  berbeda adalah kondisi badan yang tidak fit seperti  dulu lagi. Sebenarnya apa  saja yang dirasakan ketika mulai memasuki usia ini?


  • Cepat Lelah


Semenjak beranjak ke angka 40 saya jadi tidak kuat bertahan di atas jam delapan malam. Setelah pulang kerja harus ada jeda untuk tidur dulu selama 1-2 jam, baru mata saya kuat hingga  jam  sepuluh.  Kalau tidak diselingi tidur pasti sekita jam delapan lebih sudah diambang kantuk. Biasanya  untuk mengatasi cepat lelah ini saya mengakali dengan tidur ketika dalam perjalanan pulang  dan pergi ke kantor. Atau ketika jam istirahat saya tidur sekitar lima belas menit. Nah, hal  baru yang dilakoni adalah meminum  suplemen.  Di usia ini memang harus banyak dibantu  penopang  dari luar agar tetap  fit.  Biasanya saya minum  Ester-C dan Enervon C.


  • Pelupa


Nah, ini  sebenarnya penyakit dari zaman bareto (dulu), tapi sekarang jadi tambah sering lupanya, terutama masalah tanggal dan letak barang. Hal ini  Saya sinyalir sebagai  efek dari obat yang dikonsumsi  (baca di artikel  berikutnya : Skizofrenia - Sebuah Kisah). Dan tentunya dampak dari tumpukan pekerjaan di kantor. Jadinya, semakin banyak hal yang diingat semakin  sering juga lupanya. Faktor utamanya, karena sibuk bekerja waktu untuk menulis dan membaca jadi minim, akhirnya otak jadi tidak terlatih. Untuk menyiasatinya  saya selalu usahakan  mengingatkan diri untuk hanya memikirkan satu  hal di satu waktu. Tidak membawa pekerjaan ke rumah juga salah satu trik yang saya terapkan. Melatih otak dengan  hapalan Al  Quran juga  pernah saya lakukan. Yang paling penting  tentu saja istirahat  yang cukup.


  • Sering Sakit


Di usia ini  fungsi tubuh akan menurun, karenanya badan cepat lelah dan akhirnya mudah sakit. Lagi-lagi istirahat yang  cukup dan menjaga pola hidup sehat menjadi  solusinya.  Hindari makanan berlemak dan biasakan berolahraga rutin. Saya  biasanya melakukan jalan pagi setiap pagi, sekalian berangkat kerja. Jalan pagi jadi sebuah hobi karena paling mudah dan murah dilakukan. Berjalan juga yang membuat saya melatih kekuatan kaki terutama lutut.


  • Mudah Stres


Sebenarnya stres bukan hal yang aneh, setiap orang pasti mengalaminya. Hanya  saja wanita akan memasuki masa menopouse pada usia ini, dan perubahan hormon inilah yang memicu mudah terkena stres. Saya biasanya akan melakukan sesuatu hal yang membuat otak fresh  bila mulai  terjangkit  hal ini. Salah  satunya menulis  kegiatan yang dilakukan dalam bentuk artikel. Menulis  puisi dan cepen juga solusi yang saya  jalankan.  Selain itu  perbanyak kegiatan di luar  rumah, yang positif tentunya. Berbaur dengan alam juga sangat ampuh menanggulangi masalah ini.


  • Berat Badan Bertambah Cepat


Aduh, jujur hal ini sering membuat saya  kacau. Padahal asupan karbohidrat sudah  dibatasi, tapi tetap saja BB sulit   dikontrol.  Akhirnya saya memaksa diri untuk tetap konsisten jalan pagi,  dan mengubah pola makan. Puasa saya jadikan detoksasi pada  tubuh untuk meminimalisir racun akibat  makanan.  Setiap  pagi minum susu rendah lemak dicampur oat. Siang hari  tetap makan nasi dengan porsi  sedang. Sorenya usahakan mengonsumsi buah  atau makanan  yang dikukus. Setidaknya berat badan tidak bertambah terlalu cepat. Penting juga untuk menghindari stres, karena hal ini bisa menyebabkan tubuh tidak bisa mengolah makanan dengan benar.


  • Mulai Timbul Kerutan


Ini dia momok paling menakutkan bagi wanita. Ketika becermin saya mulai melihat kerutan-kerutan di beberapa  titik wajah. Panik? Sudah pasti tentunya. Saya termasuk yang tidak begitu menyukai krim perawatan wajah, dan saya memang cenderung tidak cocok menggunakannya. Tapi entah kenapa kulit wajah tidak selembab dan sesegar dulu. Tapi saya lebih beruntung karena  kulit tidak berubah seperti kulit  jeruk. Ini karena setiap bangun tidur saya rutin minum air putih, dan setiap harinya minum air ini lebih dari delapan  gelas. Oh, ya, sekarang  pun saya mulai rutin mengompres wajah dengan es. Tentunya air yang digunakan untuk membuatnya harus higienis. Es membuat wajah lebih cerah dengan pori-pori kulit yang lebih ringkas. Menggunakan masker mentimun juga sangat bagus untuk membuat kulit wajah segar kembali. Dan sekali lagi, istirahat yang cukup sangat  mempengaruhi kesegaran kulit wajah.    


        Setelah menjabarkan hal-hal di atas saya bertambah yakin kalau sakit yang diderita lutut bukan hanya akibat dari ketiadaan tangga otomat. Berat badan yang  tidak ideal menyebabkan lutut  saya menerima beban lebih dari yang  seharusnya. Ditambah lagi dengan aktivitas turun naik bus setiap harinya. Lengkap sudah stres yang diterima tulang persendian ini. Pertambahan usia pun menyebabkan tulang sendi ini rentan aus. Lalu apa yang harus dilakukan agar lutut kita sehat?


       Bagamana Menjaga Tulang Lutut?


  • Menjaga Berat Badan


Berat badan diusahakan tetap ideal agar lutut tidak  menerima beban berebih. Tentu saja olahraga teratur dan menjaga pola makan sangat menunjang hal  ini. Perbanyak makanan berserat dan juga minum air putih sangat membantu untuk menjaga BB.


  • Bergerak Dengan Batas


Maksudnya kita wajib menggerakkan tubuh terutama olahraga,  tapi jangan berlebihan. Banyak olah tubuh yang  akhirnya menyebabkan cedera. Sangat penting sebelum olahraga melakukan pemanasan terlebih dahulu  agar otot dan persendian tidak kaku.


  • Berjalan Dengan Baik


Biasakan  berjalan dengan postur tubuh yang baik. Hal ini akan menyebabkan tubuh mendapatkan beban yang seimbang. Sehingga tidak ada salah satu bagian tubuh yang terbebani berlebih dari bagian yang  lainnya.


  • Mengonsumsi Makanan Sendi


Untuk menjaga kesehatan sendi sangat disarankan untuk mengonsumsi makanan untuk sendi. Seperti ikan dan susu. Makanan yang mengandung  banyak vitamin D dan juga kalsium. Buah-buahan  juga seperti jeruk dan tomat.


  • Minum Suplemen Sendi


Suplemen sendi sangat dianjurkan terutama bagi seusia saya.  Suplemen yang biasanya mengandung glukosamin ini sangat membantu meredakan nyeri karena radang sendi.

sedih harus pake pelindung

         Menjaga kesehatan persendian menjadi sesuatu yang wajib bagi saya saat ini. Dengan tulang lutut  yang sehat aktivitas akan menjadi mudah dilakukan. Pekerjaan dan hobi jalan-jalan saya akan terus  bisa dijalani. Tentunya hal pertama yang  harus dilakukan  adalah menjaga BB agar tidak bertambah terus. Dan akan lebih baik  kalau usaha saya untuk tetap sehat ini ditunjang dengan keberadaan tangga otomat di tiap  bus. Bukankah  persekutuan yang  baik itu persekutuan yang saling menguntungkan? Setuju?



1 komentar: