Jumat, 26 Januari 2018

Mak Masitoh

    Mak Masitoh 'artis' senior Kampung Cilaja. Baginya, menjaga citra sebagai istri bandar sayur terkaya adalah hal mutlak. Mak Masitoh sangat rajin ke pengajian. Walau sebenarnya, dia hanya ingin mengumpulkan decak kagum para jemaah saja.

"Assalammualaikum, mak!" Pak Soleh hansip kampung memanggil. "Ini ada surat, mak."

Mak Masitoh langsung menyambarnya. Matanya berbinar ketika membaca kop suratnya.

"Abah...abah!" Serunya.

Mak Masitoh bergegas menghampiri suaminya yang sedang berjibaku dengan bon-bon.

"Mana jatah belanjaan emak?"
Abah mengernyit, " Jatah belanja yang mana? Minggu kemarin kan sudah."
"Jatah beli baju, "celetuk emak, "yang kemarin itu jatah beli kerudung."
"Baju...kerudung...baju...kerudung, ituuu saja yang emak pikir!" Gusar abah. " Lihat bon-bon piutang masih menumpuk, mak!"
"Emak mau beli abaya merah, "Mak Masitoh mulai merajuk.
"Baju merah emak menumpuk di lemari!" Teriak abah.
"Itu baju-baju lama!" Pekik emak. "Abah pelit!!!"

Ujang tergopoh-gopoh datang mendengar pekikan dan teriakan dari ruang tamu.

"Abaah...emaak...malu sama tetangga dong!" Ujang berusaha melerai keduanya.
"Emakmu itu boros!" Teriak Abah.
Emak melotot, "Abahmu yang pelit!"
"Sudah...sudah!" Lerai Ujang, "biar Ujang pinjami emak uang. Biarlah terlambat sedikit membayar kuliah."
"Tak perlu!" Timpal emak.

    Dibantingnya pintu kamar. Terdengar bunyi pintu lemari dan laci-laci yang dibuka kasar.

"Baiklah, biar saja bajunya tak baru, "gerutu emak sambil merias wajahnya.
Ditambahkannya bergram-gram emas 23 karat di telinga, leher, jemari, dan pergelangannya.

"Coba baca suratnya!" Perintah emak. "Emak tak ingin Mak Suti merasa lebih kaya dari kita."
Disodorkannya surat undangan itu ke hadapan abah dan Ujang. Lalu dengan pongah melangkah keluar rumah. Abah dan Ujang mengerjapkan mata, silau dengan penampilan Mak Masitoh yang bak artis ibukota.

"Lihat saja kau Suti..., "guman emak, "pasti kau kagum dengan penampilanku.

"Maak...emaak!" Panggil Ujang terengah.

Ujang berlari, berusaha menyusul emak yang sedang membuka pintu pekarangan Mak Suti.

"Mak, ayo pulang!" Serunya.
Emak mendelik, "Emak ada pengajian kau suruh pulang?"
"Iya mak, ayo pulang saja!" Ajak Ujang sembari menarik tangan Mak Masitoh.
"Susah-susah emak berdandan!!" Pekik emak. Mengibaskan tangan Ujang.
Ujang mulai kesal, "Lihat maak!!" Disodorkannya surat undangan itu tepat ke wajah emak.
"Baca baik-baik!" Serunya. "Undangannya untuk bapak-bapak, bukan ibu-ibu!!!"



Bandung 260118
Widyacita



Tidak ada komentar:

Posting Komentar