Siapa sih, yang tidak takut menjadi single mom? Saya pun sampai sekarang
masih saja belum terbiasa dengan predikat baru yang harus disandang ini.
Menjadi orang tua tunggal dan harus menghidupi anak-anak, sepertinya, masih
menjadi hal menakutkan bagi para wanita. Hal itu terjadi pada diri sendiri. Tiba-tiba
saja semua berpindah ke pundak yang lemah ini, dan saya harus pura-pura kuat
menanggung semuanya.
Tidak ada yang salah menjadi single mom. Yang salah adalah cara kita
menghadapi masalah yang diakibatkan predikat ini. Ketidakmandirian ibu rumah
tangga, selalu jadi pemicu awal ketika tiba-tiba menjadi sendiri. Ketika,
biasanya segala sesuatu disuplai oleh pasangan, lalu, secepat kilat perubahan
terjadi pada saat si wanita harus menjadi penyuplai. Gelagapan pastinya, kalau
si wanita benar-benar polos tidak ada pengalaman mendulang uang sebelumnya, dan
itu menakutkan. Seperti itulah, yang terjadi pada diriku, pada keluarga kami.
Semua jadi kacau, ketika sebuah perpisahan tidak dapat dihindarkan lagi.
Mandiri, itulah yang harus
ditanamkan pada pikiran setiap wanita. Baik yang telah menikah ataupun masih
sendiri. Walaupun mencari uang bukanlah kewajiban seorang istri, tapi ada
baiknya si istri memiliki pengalaman mencari uang. Tentunya kewajiban di
keluarga tidak mengharuskan seorang wanita mencari uang keluar rumah. Masih
banyak hal yang bisa dilakukan dari rumah, seperti:
-Memiliki
usaha catering, bisa dimulai dari
kecil-kecilan dahulu.
-Membuka
warung.
-Menjual
pakaian anak.
-Membuat
kue kering dan basah.
-Jualan
di media sosial, semua usaha bisa dipromosikan lewat media sosial.
-membuka
pembayaran listrik, menjual pulsa, dan lain sebagainya.
Banyak
usaha mendulang uang yang bisa dikerjakan dari rumah. Lebih baik lagi apabila
mengerjakan hobi yang bisa menghasilkan. Seperti menulis, menjahit, membuat
kerajinan, memasak, dan lain-lain.
Menghasilkan dari rumah merupakan
salah satu cara membantu perekonomian keluarga. Rumah dan anak-anak masih bisa
terurus, dan pasangan kita pun akan senang karena istrinya memiliki kegiatan
positif yang bisa meringankan bebannya. walaupun perekonomian rumah tangga
telah mapan, istri masih bisa tetap produktif, dengan hasil usaha yang
dialokasikan untuk menambah pundi-pundi simpanan. Jadinya, ketika sesuatu yang
tidak diinginkan terjadi, seperti perceraian atau berpulangnya pasangan, kita
sebagai wanita tidak terkejut dengan perubahan tersebut. Bisa dikatakan,
pengalaman dalam mencari peluang financial
selama pernikahan akan banyak membantu ketika harus berpredikat single mom.
Jujur, kemandirian adalah kata yang
langka dalam kamus saya ketika masih berumahtangga. Sumber penghasilan mutlak
hanya dari satu pos, yaitu gaji suami. Waktu itu, saya belum mengenal media
sosial sedekat sekarang, otomatis sama sekali tidak ada niatan untuk
mempromosikan apapun di media itu. Alhasil, ketika pernikahan saya tidak bisa lagi
dipertahankan, terjadilah kelimbungan perekonomian yang luar biasa. Saya benar-benar tidak tahu cara mencari uang
selain dari mencari pekerjaan, dan hal itu sangat membutuhkan kesabaran. Saya
sempat berbulan-bulan mencari pekerjaan ke sana-sini, dan nyaris putus asa.
Kebiasaan kami menyisihkan
penghasilkan untuk membersihkannya di donasi.dompetdhuafa.org pun jadi tidak bisa dilakoni lagi. Terus terang
hal itu sempat membuat saya terpukul, ketika biasanya kami yang bersedekah,
tiba-tiba harus berputar menjadi penerima sedekah. Yah, saya dan anak-anak
menerima belas kasihan dari anggota keluarga lainnya. Hal itu membuat saya merasa
jadi orang yang tidak berguna. Apalagi ketika memulai dagang kecil-kecilan pun
harus diberi modal oleh mereka. Terpuruk secara financial dan mental, membuat saya ingin segera mendapatkan
pekerjaan. Akan tetapi, hal itu pun membutuhkan kesabaran. Banyak lamaran yang
dilayangkan, dan pernah dipanggil wawancara beberapa kali, tapi dewi fortuna
masih belum berpihak pada saya. Sedih sekali
harus melihat anak-anak hidup serba kekurangan, bahkan untuk pergi ke puskesmas
pun, saya harus berpikir berulang kali.
Kemudian, putus asa menghampiri saya
setelah berbulan-bulan tidak juga mendapatkan pekerjaan, dan keuangan pun semakin
parah. Apalagi sebentar lagi anak sulung harus mulai masuk sekolah dasar.
Segalanya terlihat gelap, saya merasa terbatasnya keahlian yang dimiliki
menjadi kendala sulitnya mencari pekerjaan. Menangis berhari-hari pun jadi
pelampiasan waktu itu. Hingga suatu hari saya disadarkan pada sebuah kenyataan,
bahwa Allah sedang memberikan ujian untuk meningkatkan kualitas keimanan.
Dengan kesadaran yang datang itu, saya pun berpasrah diri pada Yang Maha Kuasa.
Saya sadar, semua ketentuan ada di tangan-Nya, Dia yang akan menolong dan
membukakan semua pintu yang seolah masih tertutup.
Bersamaan dengan kesadaran itu, saya
kembali menelaah ilmu berbagi yang selama ini dilakoni. Ilmu yang saya dapat
dari pengalaman hidup, buku-buku agama juga dari web www.dompetdhuafa.org. Saya berkeyakinan, memaafkan diri
sendiri dan berdamai dengan masa lalu adalah sedekah saya pada diri sendiri.
Memaafkan semua yang terjadi, memaafkan semua orang, mengikhlaskan semuanya
atas nama peningkatan kualitas keimanan. Ternyata, hal itu sangat membantu.
Saya menjalani hari demi hari dengan hati yang ringan karenanya. Segala
kekecewaan karena tidak bisa berbagi materi dengan yang membutuhkan, saya
alihkan dengan sedekah yang tidak bernilai materi. Saya mulai membiasakan diri
tersenyum dan menyapa orang-orang di pagi hari, sambil mengantarkan camilan ke
warung-warung tentunya.
Lalu, keuangan pun benar-benar di
ujung tanduk. Saya tidak memiliki uang sepeser pun waktu itu. Akan tetapi,
kembali kepasrahan pada Tuhan yang menguatkan. Saya berprinsip, masih ada
tenaga yang masih bisa dimanfaatkan untuk berbagi. Semuanya kemudian berputar
ketika adik perempuan melahirkan seorang bayi laki-laki. Karena keinginan yang
begitu dalam untuk membantu dan menyenangkan adik, saya pun sampai ikut
menginap di rumah mertuanya untuk menemani. Seminggu pun dihabiskan untuk
membantunya merawat bayi yang baru dilahirkan. Waktu itu, saya tidak memikirkan
upah atau bentuk terima kasih lainnya. Benar-benar hanya untuk menjalankan ilmu
berbagi yang saya maknai saja.
Berbuat baik itu
seperti menanam pohon, ia akan tumbuh dan berbuah ranum pada waktunya.
Ternyata Allah, berkehendak lain,
Dia Yang Maha Adil, Maha Penyayang. Tiba-tiba, perubahan besar terjadi pada
kami sekeluarga. Pada saat awal tahun ajaran baru datang, sebuah panggilan
untuk wawancara pun datang. Ternyata, itu panggilan dari lowongan yang sudah
empat bulan terkirim. Keajaiban pun mulai terjadi, wawancara itu tidak pernah
ada. Saya hanya diajak berbincang mengenai pekerjaan yang akan dilakoni, dan diberi
nasehat seputar dunia kerja saja. Kemudian, keesokan harinya dipersilahkan
datang ke unit untuk mulai bekerja. Ajaibnya, anak sulung saya diterima sekolah
di tempat saya bekerja dengan biaya yang benar-benar ringan. Karena status saya
sebagai karyawan, maka banyak fasilitas lain yang didapatkan anak-anak untuk
sekolah di tempat itu. Sekali dayung, dua
tiga pulau terlampaui. Kemudahan yang saya alami sesuai sekali dengan
peribahasa tersebut. Sungguh Allah benar-benar Maha Pengasih dan Penyayang.
Pengalaman demi pengalaman,
menjadikan momen berbagi adalah waktu yang sangat dinantikan oleh diri ini.
Bahkan, Ustad Yusuf Mansyur pun pernah diberikan banyak kemudahan yang
tampaknya mustahil—setelah ia bersedekah roti pada semut-semut di ruang
tahanannya.
Sayangilah yang di
bumi, maka langit pun akan menyayangimu
Kata-kata di atas selalu jadi acuan saya
dalam bertindak di dunia saat ini. Hal yang paling saya pegang teguh hingga
saat ini adalah, sedekah tidak selamanya harus bernilai materi. Ada banyak
macam cara kita berbagi tanpa harus mengandalkan nominal ataupun benda-benda
lainnya. Ternyata, dengan berbagi hidup ini terasa lebih nyata dan berwarna.
sumber dokumen pribadi |
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Jangan Takut Berbagi yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa
Waw.... sangat tersentuh banget ini. Jadi keinget nih,harus banyak sedekah.
BalasHapusaamiin, sama aku juga
HapusMashaa Allah menginspirasi pisan teh, sebagai self remainder juga :')
BalasHapusiya betul, teh
HapusKereen,, mdh2n jd inspirasi bagi smw orang teruatama kita kaum hawa
BalasHapusaamiin
HapusKeren, sangat menginspirasi untuk saling berbagi
BalasHapusmakasih, mas
HapusLangsung tertegun begitu baca tulisan teteh, memang betul kemandirian harus dimiliki setiap individu karena kita gak pernah tahu apa yang akan kita hadapi. Thanks for sharing ya teh :)
BalasHapussama-sama, teh
HapusMenginspirasi sekali teh , terimakasih sudah diingatkan. Memang kalo kita ikhlas,pasrah semua yg terjadi karna Allah.. Allah akan ganti dari arah yg tak diduga :)
BalasHapusiya, insyaAllah, teh
HapusYa ampun tersentuh banget bacanya, Mbak. You are a strong woman. Menginspirasi banget.
BalasHapushik, tak setangguh itu
Hapusthe power of berbagi ya mbak. Semangat mbak..wanita memang tetap harus belajar mandiri, setuju mbak. Dikau luar biasa, sukses selalu mbak :)
BalasHapusmbak juga luar biasa
Hapusbener banget teh.. aku dulu sempet buat makaroni digoreng dan di bumbuin terus aku jual di sekolahan adik aku wkwkwk saking mandiri nya
BalasHapuskeren banget ih
HapusJalan hidup siapa yang tau ya teh, i know how do you feel..
BalasHapustapi itu cara Allah untuk menaikkan derajat teteh :')
betul, teh
HapusSetuju, pokoknya apa yang kita tuai itu yang kita tanam. Bisa mandiri untuk berbagi itu keren banget. Barakallah.
BalasHapusbarakallah for you too
HapusMasyaallah merinding Mbak bacanya. Namun sayangnya, adakalanya justru ada jrnis suami yang lebih menyukai sang istri bergantung padanya, tanpa memikirkan kemungkinan ini.
BalasHapusseharusnya diizinkan belajar mandiri
HapusSemangat moms... Semiga makin sukses yaaa.., keren tulisannya
BalasHapusaamiin, makasih
Hapussetelah baca artikel ini aku tersadar mungkin selama ini aku terlalu bakhil, mulai sedekah minggu ini
BalasHapusaku juga masih belajar juga, mbak
HapusSo inspiring Teteh satu ini
BalasHapusSetuju banget kalo perempuan harus mandiri aku pun belajar mandiri sedari remaja
makasih, mbak
HapusAlhamdulillah aku dari kecil udah di didik mandiri. Sampe skrg sih apa2 sendiri. Inspiring banget, udah dr lama pgn sedekah bagi2 makanan tapi selalu aja ada halangan.. Semoga ba semakin rajin berbagiiii ❤️
BalasHapusaamiin, mbak
HapusSemangat terus teteh dan anak anak.. insyallah Allah ga akan memberikan cobaan melebihi yang kita bisa yah. Kuat terus
BalasHapusaamiin, makasih mbak
Hapusaku bersyukur sih kalo suami malah sangat mendukung karirku. mungkin krn kita pernah kerja sama2 di bank yg sama, dia tau seberapa hecticnya krjaanku yg kdg memaksa pulang malam. tp tetep dia mendukung. jujur aja prnh lah kepikiran resign. kdg capek, tp kemudian terpikir, sanggub ga sih kalo aku bener2 stay at home. kerjaan di rumah itu malah lbh berat drpd kantor. dan tanpa menerima gaji, bonus plus benefit2 yg selama ini aku trima. sanggub ga yaaa.. dan akhirnya, aku sadar ga bakal sanggub. makanya msh bertahan berkarir di kantor yg skr :)
BalasHapusttg sedekah, bener banget mba. dari dulu papa selalu bilang, sedekah, infaq, zakat, jgn pernah lupa. itu beka kita di hari akhir. jgn harapkan kemudahannya skr, biarlah itu jd investasi kita saat meninggalkan dunia. tp tetep aja aku ngerasain banyak kemudahan yg aku trima dgn rutin berzakat, membiayai bulanan anak asuhku.. cthnya di karir. aku ga pinter2 amat dan ga ambisius kok. tp kayaknya lempeng aja jalan menuju posisi yg skr. padahal aku sadar banyak yg jauuh lbh capable dr aku. semuanya itu aku pikir krn berkat dr sedekah, sharing, zakat dan lainnya :).
alhamdulillah, mbak masih bisa sedekah
HapusPengingat banget ini mba, thanks udah nulis ini :)
BalasHapusSejak berhenti kerja saya jadi selalu lupa berbagi, karena emang udah jarang keluar, makanya rezeki seret yak huhuhu
Tapi bersyukur, meski di rumah aja, mampir ke tulisan-tulisan kayak gini, jadi sebagai pengingat agar saya nyalain reminder di hape buat jadwal berbagi biar ga lupaan mulu :)
yuk, kita berbagi mbak
HapusAlhamdulillah rezeki memang datangnya dari ceruk yang tak disangka-sangka ya mbak. Takdir Allah memang sesuai dengan prasangka hambanya. Semangat mbak!!!
BalasHapusmakasih, mbak
HapusSalah satu ciri orang munafik itu kalau dia merasa berat mengeluarkan uang untuk sedekah, seberapa pun jumlahnya (mau banyak atau sedikit). Berbagi ya memang nggak mesti sedekah, tapi sedekah itu yang utama bagi ummat Islam untuk membersihkan hartanya (selain zakat yang wajib, tentunya). Hal apa pun bisa, hal kecil kayak senyum kan ada sunnahnya juga. Bener kata mbak, semua kudu balik lagi ke niat. Sebab yang dinilai Allah itu niat dan cara yang benar (sikap yang beradab, sopan santun pas ngasih sesuatu/berbagi apa aja).
BalasHapusiya mbak, aku juga masih belajar
HapusSharing kehidupan yang menginspirasi Mbak, mengingatkan saya harus tetap belajar memberi dari kekurangan kita, saat kita ga punya apa-apa (materi), ada banyak hal lain yang bisa dibagikan ke sekitar :)
BalasHapusterima kasih, mbak
HapusTetap semangat dan jangan lupa bersyukur, Mbak! Aku sendiri belum ada bayangan bagaimana kehidupan menjadi single mom, tapi kuyakin, teman2ku yang di-qodar menjadi single Mom, berarti seorang wanita kuat dan tangguh yang siap fight. :)
BalasHapusaamiin, insyaAllah mbak
HapusAduh saya merasa tersentil baca ceritanya mba, terkadang diriku bersedekah setengah hati dan rasa mandiri di dalam diriku pun kurang, thx sharingnya mba, selalu semangat yah :)
BalasHapusiya, makasih mbak
Hapusmasya Allah, begitu ya karunia Allah itu tahu-tahu dipanggil wawancara eh malah diajak ngobrol, trus anak keterima sekolah di tempat yang sama.
BalasHapusiya, mbak kemudahannya luar biasa
HapusMba, aku terharu banget apalagi pas sampai di bagian ini:
BalasHapus"... sayangilah yang di bumi, maka langit pun akan menyayangimu!"
Sepakat, mba.
Sedekah itu tidak melulu soal materi. Melakukan kebaikan apapun, sekecil apa pun, seremeh apapun pastilah bermanfaat, di dunia dan akhirat.
Bersedekah juga tidak harus menunggu cukup atau kaya, karena itu tadi, bersedekah bukan melulu soal materi
sama-sama, aku juga masih sering mengingatkan diri
Hapusspeechless sekaligus terharu membacanya, Mbak. Saya sering mendengar kata keajaiban sedekah. Ya mungkin ini salah satu keajaiban yang ditunjukkan melalui kisah nyata. Bikin saya sebagai pembaca jadi terpicu untuk terus semangat bersedekah
BalasHapussemangat untuk kita
HapusSetuju mba... Berbagi buat hati menjadi bahagia, damai dan tenang. Berbagi kebahagiaan itu slh satu habit yg hrs kita jaga ya. Alhamdulillah skrg ada dompet dhuafa yang bisa menyebarkan kebaikan lbh luas
BalasHapusbetul, mbak
HapusAlhamdulillah dengan berbagi ada rasa bahagia tentunya ya mba. Quote terakhirnya saya suka!
BalasHapusterima kasih, mbak
HapusSangat menginspirasi, setuju dengan kalimat sayangilah bumi maka langit akan memelihara dan menyayangimu. Tetaplah berbuat kebaikan karena saat ini mulai minim kata kebaikan di muka bumi ini.
BalasHapussaya juga masih sering mengingatkan diri,mbak
HapusDuh kisahnya sangat menyentuh sekaligus menginspirasi Mba. Tetep semangat ya, Mba. Jangan pernah putus asa, dan gapai kesuksesan dan kebahagiaan itu. Ganbatte!
BalasHapusmakasih, mbak
HapusEmpat bulan, nggak nyangka banget, ya. Bahkan bisa keterima tanpa wawancara. Alhamdulillah banget, ya, Mbak.
BalasHapusiya, so amazing hehe
HapusSaya juga sudah merasakan bagaimana keajaiban sedekah
BalasHapusSaya dan suami selalu yakin bahwa Tuhan tidak menghidupkan kami kalau memang rezekinya sudah tidak ada.
betul sekali mbak
HapusMbaa kisahmu sangat menyentuh. Alhamdulillah kuat menghadapi kondisi berat yg saat itu terjadi ya. Semoga dirimu dan anak2 selalu baik2 saja dalam lindungan Allah. Berbagi memang bikin bahagia, plus mendatangkan berbagai keajaiban yang tidak terduga.
BalasHapusaamiinn, makasiih
HapusBErserah diri pada Tuhan sambil terus berusaha ya mbak, Allhamdulillah bisa mendapatkan jalan yang terbaik. Allah maha baik dan maha tahu diberikan pekerjaan yang sesuai termasuk anak-anak yang bisa seklah di sana. Tetap semangat ya mbak
BalasHapusaamiin, makasih mbak
BalasHapusSubhanallah... Semoga Allah senantiasa memberi kekuatan lahir batin untuk mbak sekeluarga. Setuju banget mba .berbagi itu seperti menanam tanpa kita sadari. Barakallah mba...
BalasHapusaamiinn, makasih mbak
HapusBaca blog ini jadi seakan mengingatkan lagi untuk bersedekah ya. Btw setuju banget sedekah tidak sellau dengan uang juga tapi bisa yang lainnya.
BalasHapusinsyaAllah, mbak
HapusBismillah ya Mba inspirasi pagi. Semoga terus kita dimudahkan dalam berbagi.
BalasHapusApalagi Allah akan memberikan yang lebih lagi.
makasih mbak
HapusBarakallahu fiik, teh Yola.
BalasHapusJadi semakin semangat berbagi.
In syaa Allah manfaatnya akan balik lagi ke kita.
Barakallahu fiik, teh Yola.
BalasHapusJadi semakin semangat berbagi.
In syaa Allah manfaatnya akan balik lagi ke kita.
aamiin, insyaAllah
HapusKuotnya bagus banget mba. Sayangilah yang di bumi. Bener juga yaam
BalasHapusalhamdulillah kalau bermanfaat
HapusSemangat berbagi memang harus ditanamkan sejak dini ya mba. Saya percaya dengan the power of sadaqah. Sungguh kontan dibalas oleh-Nya ya mba
BalasHapusiya, insyaAllah mbak
HapusSubhanallah...
BalasHapuspengalaman ini kayaknya nggak akan bisa dilupakan ya mbak...
semoga jadi penguat mbak dan keluarga untuk menghadapi ujian suka dan duka di masa depan.
aamiin
aamiinn, semoga mbak
HapusTeringat masa kecilku.. orangtua aku selalu mengajarkan untuk berbagai, walaupun kami bukan dari keluarga yang mampu, tapi orangtua aku yakin bahwa dengan berbagi, InshaAllah akan ditambah rezeki yang kita miliki.. saya yakin dan percaya akan kekuatan berbagi hingga saat ini.. program dari dompet dhufa ini sudah sangat bagus, semoga banyak yang tertarik untuk mengikuti program ini ya mba
BalasHapusaamiinn, itu harapan saya mbak
HapusWuihh, rame di sini...saya ketinggalan nih
BalasHapushehe..semoga menginspirasi
HapusSiapapun tidak pernah berharap untuk menjadi single parent, tapi kita harus siap dengan kemungkinan seperti itu.
BalasHapusSaya tersentuh dengan soal sedekah itu tidak harus beruba materi, senyum pun sebenarnya sedekah
betul, semoga menginspirasi
HapusIbu yang cerdas..sangat terinspirasi, mksh mba tulisan hebat..😇
BalasHapusalhamdulillah, makasih mbak
BalasHapusKisah yang sangat menginspirasi. Terima kasih sudah sharing.
BalasHapusSaya jadi terharu dan sangat mensyukuri bersama istri dan anak anak yang selalu mendampingi.
Semoga Teh Yola selalu menemukan kebahagiaan. Jangan lupa terus Mandiri, usahanya dilanjutkan. Berwiraswasta.
teringat saya juga dari satu sumber tp saya gak mau diem aja tetap berusaha mencari penghasilan sampingan tanpa perlu meninggalkan rumah
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus