Sabtu, 08 Desember 2018

Hujan Dalam Kenangan


Rincik langit tumpah basahi trotoar
Bulirannya menjelma bayang serupa tampias di tepi kain
Melompatlompat ukirkan pendar genangan dalam setiap jejak jalanan
Meracik angin yang terabasi tubuhnya; bergumul riuh layaknya hujan rimba
Air—angin bergelung membungkus tubuh dalam gigil penuh dingin;
Dan aku tetap dalam sebuah tanya tentang cinta yang terjeda jarak

 “Hujan Sore”, karya Yola Widya
Bandung, 081218

            Setelah membaca syair di atas pasti bertanya-tanya, “Kenapa ada kata ulang yang tidak memakai tanda hubung?” jawabannya simpel saja, karena tanda baca tidak mutlak dalam puisi. Itu yang saya dapat dari hasil mengembara di antara penyair. Jangan lupa, puisi diberi judul dan nama penyairnya. Titimangsa juga jangan sampai tertinggal. Titimangsa berisi tempat dan tanggal pembuatan.


            Eh, jangan salah tanggap dulu! Saya tidak membahas tentang puisi di sini walau temanya sama tentang ‘Hujan’. Itu hanya sekadar intermezzo, buah dari kebingungan saya tentang tema ini. Jujur ada banyak cerita tentang hujan yang bisa ditulis, tapi kenapa kok malah bingung sendiri. Mungkin terlalu mencari-cari hal yang berbeda dan unik. Ah, entahlah....

Ada apa dengan hujan?

            Satu yang saya ingat tentang hujan dinginnya mengalihkan semua luka, dan itu kenyataan bukan kutipan. Pada dasarnya hujan adalah berkah dari Yang Maha Kuasa dan bukan tanpa sebab benda cair ini ditumpahkan ke bumi. Karena air seyogyanya merupakan sumber dari segala sumber kehidupan. Hujan yang dicurahkan langit membawa banyak manfaat bagi kehidupan. Dengannya semua makhluk di bumi tumbuh dan hidup.


            Air hujan memiliki kadar kenetralan PH yang hampir sempurna, jadi bisa dikatakan murni. Keren bukan? Bisa dibayangkan betapa besarnya manfaat air ini bagi kita. Bahkan sebelum hunting artikel-artikel tentang hujan, saya pribadi sudah sangat mengagumi ciptaan Tuhan ini. Entah kenapa disaat mandi air ini tubuh terasa segar, bahkan beberapa kali pernah meminumnya tanpa dimasak. Awalnya sih karena percaya sesuatu yang murni pasti membawa zat-zat kebaikan di dalamnya.

Apa yang Kau ingat tentang hujan?

            Hujan sering menyelamatkan saya. Ini bukan dusta loh! Saat musim kemarau ketika air menjadi lebih bernilai dari emas, hujanlah yang menjadi harapan di keluarga kami sebagai penyuplai. Jadi bukan hal yang aneh, ketika hujan datang teras rumah dipenuhi oleh ember-ember yang menampung airnya. Awalnya saya tidak paham kenapa mandi dengannya badan terasa segar sekali. Ternyata itu akibat PH airnya sendiri yang bebas garam dan mineral, sehingga baik untuk kesehatan kulit dan rambut.

            Yang lebih absurd lagi saya sering sekali mandi air hujan ketika kepala terasa berat. Airnya yang terasa sangat dingin di otak. Setiap rinciknya seolah menekan saraf di kepala untuk mengendurkan tegangan. Ternyata hujan memang digunakan untuk terapi stres. Diyakini tiap tetesannya di curah yang lebat sebagai terapi kejut pada saraf di jaringan kulit kita. Ketika kita mandi hujan, ribuan saraf akan  dikejutkan oleh tetesannya. Tapi jangan  lama-lama yah, nanti malah masuk angin kitanya.

            Nah, kalau yang satu ini awalnya saya tidak percaya sama sekali. Kata orang-orang minum air hujan bisa membuat hamil. Wah, bagaimana caranya? Saya malah berasumsi kalau terapi hujan yang cenderung berhasil membuat wanita jadi subur. Karena kebanyakan wanita sulit hamil akibat stres yang dideritanya. Dan itu yang terjadi pada saya. Dokter mengatakan tingkat rutinitas yang tinggi telah menyebabkan tubuh dan pikiran saya lelah. Bahkan demi segera mendapat momongan saya sampai rela mandi di tengah hujan lebat berpetir sekalipun [jangan ditiru].

            Ternyata dalam air hujan ada nitrogen yang dibutuhkan oleh zat-zat yang ada dalam tubuh kita. Dan pembentukan zat yang dibantu oleh kandungan nitrogen dalam hujan sangat memengaruhi pertumbuhan hormon. Nah, si hormon ini yang mempunyai peranan penting dalam tingkat kesuburan. Selain itu, berperan juga untuk pertumbuhan otak dan kekebalan tubuh kita. Kalau berdasarkan hal itu sih, jadi bisa dipahami kenapa minum air hujan bisa membuat subur wanita.

            Hal-hal di atas berdasarkan pengalaman pribadi saya. Jadi kalau teman-teman ingin mencoba, kalau boleh saya sarankan tunggu hingga air hujan tercurah agak lama dulu. Alasannya simpel, karena itu kebiasaan saya. Kalau membuka keran air pun selalu menunggu beberapa menit dahulu mengalir sebelum akhirnya ditampung. Saya sendiri akan mulai rutin minum airnya karena ternyata ada kebaikan untuk otak dan kekebalan tubuh.

Jadi hujan itu apa?

            Jika bertanya itu dan mengharapkan jawaban yang ilmiah dari saya, maka kalian akan kecewa. Karena hujan adalah zat purba yang membawa kehidupan ke bumi dan menyertai selama perjalanannya di dunia belum berakhir. Dan hujan mungil yang terbawa angin di Kota Kembang akan selalu jadi favorit saya seumur hidup.

Lalu ia masuki pori kenangan dengan kemurnian
Perlahan menghapus tiap serpih retak
Beningnya tiadakan noktahnoktah
Menyulam ribuan hampa melalui warna pelangi yang dicurinya
Hingga gemericik nyanyikan ribuan rona melantun


Tidak ada komentar:

Posting Komentar